Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NATO Minta Sekutu Jamin Bantuan Senjata Jangka Panjang ke Ukraina

Kompas.com - 04/04/2024, 05:30 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BRUSSELS, KOMPAS.com - Ketua NATO Jens Stoltenberg pada Rabu (3/4/2024) meminta para anggota aliansi pertahanan itu untuk menjamin pengiriman senjata secara jangka panjang ke Ukraina.

"Kebutuhan Ukraina mendesak," kata Stoltenberg dalam pertemuan para menteri luar negeri negara-negara anggota NATO di Brussels, Belgia.

“Setiap penundaan dalam pemberian dukungan berujung konsekuensi di medan perang saat ini. Jadi kita perlu mengubah dinamika dukungan kita,” lanjutnya, dikutip dari kantor berita AFP.

Baca juga: Denmark Akan Tingkatkan Anggaran Pertahanan, Lampaui Target NATO

“Kita harus memastikan bantuan keamanan yang dapat diandalkan dan dapat diprediksi untuk Ukraina dalam jangka panjang sehingga kita tidak terlalu bergantung pada kontribusi sukarela dan lebih banyak bergantung pada komitmen NATO, lebih sedikit bergantung pada tawaran jangka pendek, dan lebih banyak bergantung pada janji tahunan.”

Para diplomat dan pejabat mengatakan, Stoltenberg mengusulkan pengumpulan dana 100 miliar euro (Rp 1,72 kuadriliun) untuk membantu mempersenjatai Ukraina dalam perang melawan Rusia.

“Moskwa perlu tahu bahwa mereka tidak dapat mencapai tujuan di medan perang dan tak bisa menunggu kita keluar,” ujar Stoltenberg, tanpa memberikan rincian usulannya.

Para menlu NATO akan mengadakan pembicaraan awal tentang rencana lima tahun tersebut dalam pertemuan dua hari ini.

NATO juga berupaya membentuk paket dukungan bagi Ukraina saat KTT pada Juli 2024 di Washington, Amerika Serikat.

Para diplomat memperingatkan, ada banyak pertanyaan mengenai dari mana pendanaan akan diperoleh dan usulan itu bisa berubah drastis saat KTT.

Baca juga:

Rencana Stoltenberg juga akan membuat NATO mengambil kendali lebih besar dalam mengoordinasikan pasokan senjata ke Kyiv.

Menurut para pejabat, rencana ini dapat memastikan persenjataan tetap mengalir ke Ukraina terutama jika Donald Trump kembali menjabat presiden AS pada November 2024.

Rencana ini merupakan perubahan besar bagi aliansi militer Barat yang sejauh ini menolak mengirim senjata ke Ukraina karena khawatir akan menyeret NATO semakin dekat ke konflik dengan Rusia.

Usulan Stoltenberg dikemukakan saat pasukan Ukraina kalah dalam persenjataan dan berjuang keras menahan Rusia. Kyiv mengalami penurunan bantuan dari negara-negara Barat yang mendukung mereka.

Paket pendanaan Amerika Serikat senilai 60 miliar dollar AS (Rp 956,5 triliun) contohnya, yang saat ini terhenti di Kongres, tetapi ada harapan parlemen dapat meloloskannya dalam beberapa minggu mendatang.

Baca juga: Beda Pandangan Biden dan Trump soal NATO dan Peran AS di Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com