Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Asvi Warman Adam
Profesor Riset LIPI

Profesor Riset bidang Sejarah Sosial Politik LIPI. Lulus doktor dari EHESS (Ecole des Hautes Etudes en Sciences Sociales) Paris pada 1990.

Mendukung Afrika Selatan Menuntut Israel

Kompas.com - 16/01/2024, 07:53 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

HAMID Awaludin dalam artikelnya “Tragedi Kemanusiaan” di Gaza (Kompas, 13 Januari 2024) berpendapat perang di Gaza bisa berhenti bila Amerika Serikat menghendakinya atau jika Perdana Menteri Netanyahu bisa didesak oleh rakyat Israel sendiri.

Kedua usulan itu kecil peluangnya. Presiden AS Joe Biden tampaknya berkepentingan memperoleh dukungan komunitas Yahudi yang berpengaruh dalam pemilihan Presiden AS pada November 2024.

Yang lebih strategis tampaknya adalah memperkarakan Israel dengan tuduhan genosida di Mahkamah Internasional seperti dilakukan Afrika Selatan (Afsel).

Secara historis Indonesia berhubungan dengan Afsel. Syekh Jusuf yang berasal dari Makasar dan berjuang di Banten ditangkap Belanda dan dibuang ke Afsel serta meninggal di sana tahun 1699.

Ia sudah diangkat sebagai pahlawan nasional tahun 1995.

Pejuang Afsel Nelson Mandela mengaku terinspirasi pidato Bung Karno dalam pembukaan Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. KAA itu telah mendorong banyak negara di Asia dan Afrika untuk merdeka.

Afsel adalah negara yang dulu menganut apartheid, namun bisa menyelesaikan masalah HAM Berat masa lalu dengan rekonsiliasi antara masyarakat kulit putih dengan kulit hitam.

Berkas gugatan setebal 84 halaman yang diajukan Afsel itu menyebutkan aksi-aksi Israel ini “merupakan genosida karena mereka berniat menghancurkan” (orang-orang Palestina di Gaza) “secara substansial”.

Sidang gugatan Afsel atas tuduhan terhadap Israel yang melakukan genosida di Gaza telah dimulai pada Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag 11 Januari 2024.

Afsel meminta ICJ memerintahkan Israel segera menghentikan operasi militer di Gaza. Sidang pendahuluan akan mempertimbangkan apakah Israel harus menghentikan perang, sementara pengadilan menyelidiki keseluruhan kasus tersebut.

Keputusan final kasus genosida ini bisa memakan waktu bertahun-tahun. Namun tindakan darurat untuk meminta Israel menghentikan serangan bisa diputuskan dalam dalam waktu singkat, setelah sidang pendahuluan di Istana Perdamaian di Den Haag Belanda.

Gugatan Afsel itu sangat strategis dan menohok Israel. Karena mereka dituntut telah melakukan genosida di Gaza, padahal jauh sebelumnya orang Yahudi itu menjadi korban genosida oleh Nazi Jerman tahun 1940-an.

Bahkan Konvensi Genosida yang dikeluarkan PBB tahun 1948 merupakan upaya agar Holocaust yang terjadi di Eropa itu tidak terulang lagi.

Ada pihak yang menyangkal adanya Holocaust tersebut, namun catatan sejarah menyatakan itu terjadi walau jumlah korbannya bisa diperdebatkan.

Derita kaum Yahudi itu telah ditulis dalam buku sejarah dan sastra seperti Malam, karya Elie Wiesel.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com