Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Ekuador Perang Lawan Kartel Narkoba

Kompas.com - 11/01/2024, 15:13 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: DW Indonesia

GUAYAQUIL, KOMPAS.com - "Kami sedang berperang dan kami tidak bisa menyerah dalam menghadapi kelompok-kelompok teroris ini," kata Presiden Ekuador Daniel Noboa kepada stasiun radio Canela pada Rabu (10/1/2024).

Noboa memperkirakan ada sekitar 20.000 anggota geng kriminal aktif di negaranya.

Pernyataan Presiden Noboa itu muncul seminggu setelah Ekuador dilanda tindak kekerasan geng yang menyebabkan lebih dari 130 sipir dan staf lainnya disandera oleh narapidana dan bos gembong narkoba Los Choneros atau dikenal Adolfo "Fito" Macias yang berhasil kabur.

Baca juga: Ekuador Umumkan Keadaan Darurat 60 Hari Usai Adolfo Macias Kabur dari Penjara

Rentetan ledakan terjadi di beberapa kota, sementara sekelompok pria bersenjata dan bertopeng secara mengejutkan menyerbu masuk ke dalam sebuah acara siaran langsung televisi pada Selasa (9/1/2024).

Kejadian itu kemudian memicu Noboa untuk semakin memperketat keadaan darurat di Ekuador selama 60 hari, yang telah diumumkannya pada hari Senin (8/1/2024).

Bos gembong narkoba Los Choneros, Adolfo Fito Macias.ANGKATAN BERSENJATA EKUADOR via DW INDONESIA Bos gembong narkoba Los Choneros, Adolfo Fito Macias.
Upaya penyelamatan para sandera

"Kami akan melakukan segala upaya untuk menyelamatkan semua sandera," ungkap Noboa, seraya menambahkan bahwa militer bersenjata Ekuador telah mengambil alih upaya penyelamatan tersebut.

"Kami akan melakukan segala upaya yang mungkin, bahkan yang tidak mungkin, untuk menyelamatkan para sandera," tegasnya kembali, setelah menyebutkan setidaknya ada 22 kelompok yang dianggap sebagai organisasi teroris, di mana secara resmi menjadikan mereka target sah para militer.

Sebelumnya pada Rabu (10/1/2024), polisi Ekuador mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan 70 penangkapan atas berbagai insiden termasuk pengambilalihan stasiun TV.

Pihak berwenang mengatakan bahwa ada empat petugas polisi yang diculik pada Senin (8/1/2024) dan dan masih disandera hingga Selasa (9/1/2024).

Pada Rabu (10/1/2024) terpantau jalanan di ibu kota Quito dan kota pelabuhan Guayaquil lebih sepi dari biasanya, di mana banyak bisnis yang tutup atau beroperasi dari jarak jauh.

Baca juga: Saat Siaran Langsung, Stasiun TV Ekuador Diserbu Orang-orang Bersenjata

Presiden Noboa bertekad membangunan penjara baru dengan tingkat keamanan tinggi.AFP/FERNANDO MACHADO via DW INDONESIA Presiden Noboa bertekad membangunan penjara baru dengan tingkat keamanan tinggi.
Noboa: Rencana pembangunan penjara baru dengan keamanan tinggi

Presiden Noboa yang mengambil alih kekuasaan pada November 2023 berjanji untuk mengatasi masalah keamanan akibat meningkatnya kelompok-kelompok perdagangan narkoba yang menyelundupkan kokain melalui Ekuador.

Kepada Radio Canela, Noboa menyampaikan bahwa solusi terbaik untuk melindungi ekonomi dan investasi asing di negara itu adalah dengan meningkatkan keamanan dan menjamin penegakan supremasi hukum.

Pemerintah Ekuador mengatakan bahwa gelombang aksi kekerasan terbaru itu merupakan tanggapan atas rencana pembangunan penjara baru dengan keamanan tingkat tinggi yang diperuntukkan bagi para pemimpin kartel.

Noboa mengatakan kepada stasiun radio bahwa rancangan desain dua fasilitas baru tersebut baru akan dipublikasikan pada Kamis (11/1/2024). Namun, sejumlah video terus beredar di media sosial yang menunjukkan staf penjara justru menjadi sasaran kekerasan ekstrem termasuk penembakan dan penggantungan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com