Puncak diplomasi Kim pada pertemuan internasional sebelumnya adalah pertemuan bersejarah dengan mantan Presiden Donald Trump pada Juni 2018 di Singapura, yang pada saat itu banyak dipuji sebagai kemungkinan "jalan menuju perdamaian" di Semenanjung Korea.
Kedua pemimpin bertemu kembali pada Februari 2019 di Hanoi, Vietnam, untuk pertemuan puncak kedua mereka, tetapi gagal mencapai kesepakatan.
Baca juga: Pertemuan Kim Jong Un-Putin: Santap Siang Mewah, Minum Anggur dan Saling Memuji
Para analis mengatakan perkembangan geopolitik baru-baru ini, termasuk invasi Rusia ke Ukraina dan persaingan strategis AS-China, memberi Kim peluang lain untuk mendongkrak citranya.
Menurut mereka, Kim melihat peluang emas untuk memajukan program senjata negaranya dengan sedikit dampak dan meningkatkan pengaruhnya terhadap Rusia dan China, yang berselisih dengan AS.
Pada 2022, Korea Utara melakukan sejumlah uji coba rudal yang melanggar berbagai sanksi PBB.
Namun Dewan Keamanan PBB gagal mengambil tindakan karena adanya keberatan dari Rusia dan China, yang memiliki hak veto.
Pada Desember 2017, dewan tersebut mengeluarkan sanksi keras terhadap Korea Utara sebagai tanggapan atas peluncuran rudal balistik antarbenua oleh Pyongyang dengan dukungan Rusia dan China.
Yoo yakin pengaruh Korea Utara terhadap Rusia meningkat karena konfrontasi Moskwa dengan Washington terkait perang di Ukraina.
“Ada pembalikan posisi dari KTT (konferensi tingkat tinggi) sebelumnya,” kata Yoo merujuk pada KTT antara Rusia dan Korea Utara pada April 2019.
Pada saat itu (April 2019), Kim meminta dukungan diplomatis kepada Putin setelah pertemuan puncaknya dengan Trump yang gagal, tetapi kini Rusia, yang haus akan amunisi, justru yang menghubungi Kim, menurut Yoo.
“Pada 2019, Kim tidak punya pilihan selain mengandalkan Putin untuk keluar dari isolasi diplomatik. Sekarang ini, Kim yang memegang kendali,” kata Cho Han-Bum, peneliti senior di Institut Unifikasi Nasional Korea.
Liputan berita internasional mengenai pertemuan puncak terbaru antara Putin dan Kim menggarisbawahi sambutan mewah yang disiapkan Putin untuk pemimpin Korea Utara.
Beberapa kantor berita Korea Selatan memberitakan bahwa Putin, yang dikenal sering datang terlambat saat pertemuan dengan para pemimpin asing, menunggu Kim selama 30 menit di tempat pertemuan.
Kantor berita Associated Press melaporkan Putin menyapa Kim dengan jabat tangan erat selama sekitar 40 detik.
Media pemerintah Korea Utara memuji pertemuan puncak tersebut sebagai “tonggak baru” bagi perkembangan hubungan antara Pyongyang dan Moskwa.
Baca juga: Mengenal Kereta Lapis Baja Kim Jong Un dan Kenapa Dia Jarang Naik Pesawat