Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rangkuman Hari Ke-487 Serangan Rusia ke Ukraina: Peran Lukashenko | Dampak Wagner Berontak

Kompas.com - 26/06/2023, 10:39 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Perang Rusia-Ukraina memasuki hari ke-487 pada Minggu (25/6/2023), ditandai dengan munculnya bekas pemberontakan pasukan tentara bayaran Wagner.

Rumah-rumah dan jalanan di Rusia rusak karena pembelotan kelompok yang dipimpin Yevgeny Prigozhin tersebut.

Sementara itu, Presiden Belarus Alexander Lukashenko memainkan peran penting dalam mediasi konflik Wagner lawan Rusia sehingga Prigozhin mau melakukan deeskalasi.

Baca juga: Rusia Batalkan Kasus Pidana untuk Pasukan Wagner, Prigozhin Dapat Jaminan ke Belarus

Berikut rangkuman perang Ukraina-Rusia terkini dan perkembangan pemberontakan Grup Wagner.

1. Situasi Moskwa usai Wagner kembali ke pangkalan

Tentara bayaran Rusia Wagner yang bersenjata lengkap ditarik keluar dari Kota Rostov, Rusia selatan, semalam setelah menghentikan penyerbuan mereka di Moskwa.

Ini terjadi di bawah kesepakatan yang yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap otoritas Presiden Vladimir Putin.

Di bawah kesepakatan yang dimediasi oleh Presiden Belarus Alexander Lukashenko, para anggota Wagner akan kembali ke pangkalan dengan imbalan jaminan keselamatan mereka dan pemimpinnya, Yevgeny Prigozhin, yang akan pindah ke Belarus.

Baca selengkapnya di sini.

2. Peran Lukashenko tengahi konflik Wagner vs Rusia

Presiden Belarus Alexander Lukashenko memiliki andil menengahi konflik kelompok tentara bayaran Wagner dengan militer Rusia yang sedang terjadi.

Konflik yang memuncak pada Jumat dan Sabtu (23-24/6/2023) itu kini mulai mendingin sejak Lukashenko berbicara dengan kepala Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin, atas izin Presiden Rusia Vladimir Putin.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, Prigozhin sepakat untuk mengurangi ketegangan (deeskalasi).

Baca selengkapnya di sini.

Baca juga: Grup Wagner Sempat Dekati Moskwa dengan Senjata Berat, tapi Putar Balik

3. Kata Macron soal pemberontakan Wagner

Presiden Perancis Emmanuel Macron pada Minggu (25/6/2023) mengatakan, pemberontakan pasukan Wagner adalah pertanda perpecahan dalam kepemimpinan Rusia.

Membelotnya kelompok tentara bayaran itu "menunjukkan perpecahan yang ada di dalam kubu Rusia, dan kerapuhan militer serta pasukan pendukungnya," kata Macron kepada surat kabar Provence.

Macron menambahkan bahwa situasinya masih berkembang dan dia mengikuti peristiwanya jam demi jam.

Baca selengkapnya di sini.

4. Rumah dan jalan di Rusia rusak akibat pemberontakan Wagner

Otoritas Rusia pada Minggu (25/6/2023) mengatakan, rumah-rumah dan jalanan rusak karena pemberontakan kelompok tentara bayaran Wagner.

Pada Minggu, pejabat di wilayah Voronezh, Maksim Yantsov, mengatakan bahwa 19 rumah rusak di desa Yelizavetovka akibat baku tembak yang melibatkan pasukan Wagner.

Di kota Rusia selatan lainnya yaitu Rostov-on-Don--sempat diduduki oleh pasukan kecil Wagner--sekitar 10.000 meter persegi jalan rusak akibat jejak tank, kata Wali Kota Alexei Logvinenko di media sosial.

Baca selengkapnya di sini.

Baca juga: Alasan Grup Wagner Membelot dari Rusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-827 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Tengah Malam Kharkiv | Polemik Ratusan Warga Sri Lanka Ditipu Jadi Tentara Rusia

Rangkuman Hari Ke-827 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Tengah Malam Kharkiv | Polemik Ratusan Warga Sri Lanka Ditipu Jadi Tentara Rusia

Global
Hamas Tegaskan Tak Akan Lanjutkan Negosiasi jika Israel Terus Menyerang

Hamas Tegaskan Tak Akan Lanjutkan Negosiasi jika Israel Terus Menyerang

Global
Trump Dinyatakan Bersalah atas 34 Tuduhan Kejahatan

Trump Dinyatakan Bersalah atas 34 Tuduhan Kejahatan

Global
Pemerintah Slovenia Setujui Pengakuan Negara Palestina Merdeka

Pemerintah Slovenia Setujui Pengakuan Negara Palestina Merdeka

Global
Israel Rebut Koridor Utama Gaza-Mesir, Pertempuran Rafah Kian Sengit

Israel Rebut Koridor Utama Gaza-Mesir, Pertempuran Rafah Kian Sengit

Global
[POPULER GLOBAL] Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir | Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat

[POPULER GLOBAL] Israel Rebut Seluruh Perbatasan Gaza dengan Mesir | Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat

Global
Bantuan Lewat Rafah Terhambat, Israel Buka Kembali Penjualan Makanan di Gaza

Bantuan Lewat Rafah Terhambat, Israel Buka Kembali Penjualan Makanan di Gaza

Global
Diduga Jalankan Jaringan Malware Terbesar yang Pernah Ada, Pria China Ditangkap

Diduga Jalankan Jaringan Malware Terbesar yang Pernah Ada, Pria China Ditangkap

Global
Gambar AI 'All Eyes on Rafah' Dibagikan Lebih dari 40 Juta Kali di Instagram

Gambar AI "All Eyes on Rafah" Dibagikan Lebih dari 40 Juta Kali di Instagram

Global
Di India, Kotoran Sapi Bisa Diubah Menjadi Energi Alternatif

Di India, Kotoran Sapi Bisa Diubah Menjadi Energi Alternatif

Global
India Dilanda Gelombang Panas, Suhu Dekati 50 Derajat Celsius

India Dilanda Gelombang Panas, Suhu Dekati 50 Derajat Celsius

Global
Guru dan Murid Rohingya Dibunuh Orang-orang Bersenjata di Bangladesh

Guru dan Murid Rohingya Dibunuh Orang-orang Bersenjata di Bangladesh

Global
Kampanye Pemilu Meksiko 2024 Paling Berdarah Sepanjang Sejarah, Puluhan Calon Tewas Dibunuh

Kampanye Pemilu Meksiko 2024 Paling Berdarah Sepanjang Sejarah, Puluhan Calon Tewas Dibunuh

Global
Siapa Itu Hong Kong 47 dan Apa Tujuan Mereka?

Siapa Itu Hong Kong 47 dan Apa Tujuan Mereka?

Internasional
Iran Buka Pendaftaran Calon Presiden, Ini Syaratnya

Iran Buka Pendaftaran Calon Presiden, Ini Syaratnya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com