Penulis: DW Indonesia
RIYADH, KOMPAS.com - Arab Saudi dan Kanada pada Rabu (24/5/2023) mengumumkan pemulihan hubungan diplomatik "berdasarkan rasa saling hormat dan kepentingan bersama", menyusul keretakan hubungan akibat penahanan sejumlah aktivis yang dilakukan oleh Riyadh.
Menurut sebuah laporan, keputusan untuk memulihkan hubungan ini dilakukan setelah diskusi antara Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Putra Mahkota Saudi Mohammed Bin Salman pada November 2022 lalu, di sela pertemuan Forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di Bangkok.
Canada and Saudi Arabia to appoint new ambassadors
Read the statement: https://t.co/eRRInRpkyZ pic.twitter.com/5jHx8KmEkR
— Foreign Policy CAN (@CanadaFP) May 24, 2023
Arab Saudi sendiri mengumumkan pemutusan hubungan diplomatik dengan Kanada pada Agustus 2018, setelah Ottawa meminta kerajaan itu untuk membebaskan sejumlah aktivis kemanusiaan.
Baca juga: China-Kanada Saling Usir Diplomat, Ini Penyebabnya
Kedua kementerian luar negeri negara itu merilis pernyataan yang hampir serupa, mengumumkan bahwa mereka memulihkan hubungan diplomatik ke "tingkat sebelumnya."
Kanada menambahkan, pihaknya telah menunjuk Jean-Philippe Linteau sebagai duta besar untuk Riyadh.
Berdasarkan sumber agensi berita Reuters, seorang pejabat Kanada yang memahami kesepakatan ini menyebut sanksi perdagangan bakal dicabut karena adanya perjanjian ini.
"Kekosongan pada akhirnya tidak akan mendorong kepentingan kita nantinya dan mereka tidak akan memaksakan hal-hal seperti hak asasi manusia," tambah sumber tersebut.
Sumber ini juga mengatakan bahwa Arab Saudi merupakan negara "pemain kunci dunia" beberapa tahun belakang.
Hal itu dikaitkan dengan peran Kerajaan Saudi saat mengevakuasi warga negara Kanada dari Sudan pada bulan April lalu, di saat banyak negara yang kesulitan untuk mengeluarkan warganya dari Sudan yang tengah dilanda perang.
Dia juga mengutip perkataan Menteri Luar Negeri Kanada Melanie Joly yang mengatakan, "kita perlu berbicara dengan pihak yang tidak kita setujui dalam segala hal, demi mencari solusi berasama untuk masalah dunia," kata laporan Reuters.
Baca juga: Survei: Perbudakan Modern Masih Terjadi di Korea Utara Hingga Arab Saudi
Pada Agustus 2018 silam, Arab Saudi tersinggung dengan cuitan Kementerian Luar Negeri dan Duta Besar Kanada yang mendesak pembebasan atas aktivis yang fokus dengan hak perempuan. Buntutnya, Saudi mengusir duta besar Kanada dan membekukan perdagangan baru.
Kerajaan Saudi, yang baru membolehkan perempuan untuk mengemudi di tahun 2018, saat itu menggambarkan pernyataan pihak Kanada sebagai "campur tangan terang-terangan" atas masalah dalam negeri Saudi.
Masih di tahun yang sama, kerajaan itu jadi bulan-bulanan negara Barat setelah pembunuhan jurnalis Jamal Kashoggi saat berada di konsulat Saudi di Turkiye.
Lima tersangka telah menerima hukumannya pada tahun 2020, sementara Putra Mahkota Saudi yang diduga turut campur tangan, bersikeras membantah dugaan itu.
Baca juga: Pengacara Arab Saudi Desak Agar Cristiano Ronaldo Dideportasi
Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Berdamai, Arab Saudi dan Kanada Pulihkan Hubungan Diplomatik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.