Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendiri Foxconn Sebut China Tidak Akan Menyerang Jika Dia Jadi Presiden Taiwan

Kompas.com - 27/04/2023, 17:15 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

TAIPEI, KOMPAS.com – Triliuner Taiwan pendiri Foxconn, Terry Gou, mengatakan bahwa China tidak akan pernah menyerang Taipei jika dia menjadi Presiden Taiwan.

Hal tersebut disampaikan Gou dalam pidatonya kepada para akademisi dan mahasiswa di Universitas Tunghai Taiwan, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (27/4/2023).

“Menurut pemahaman saya, mereka tidak menginginkan perang. Tetapi jika Anda terlibat dalam kemerdekaan, jika ada kemerdekaan maka harus ada perang,” kata Gou.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Respons WNI soal Indomie di Taiwan | Singapura Eksekusi Tahanan Bawa 1 Kg Ganja

“Mereka (China) pikir Taiwan adalah milik mereka,” imbuhnya.

Gou adalah salah satu tokoh yang paling terkenal di Taiwan. Dia mengundurkan diri dari posisi chairman Foxconn pada 2019.

Untuk diketahui, Foxconn memiliki fasilitas manufaktur yang besar di China.

Bulan ini, Gou mengusulkan dirinya sebagai bakal calon presiden Taiwan dari partai Kuomintang. Partai ini dipandang mendukung hubungan dekat dengan China.

Baca juga: Konsekuensi Serius jika China Serang Taiwan Diungkap Menlu Inggris

Gou menyampaikan, China ingin mengembangkan ekonominya dan fokus pada sejumlah hal seperti menyediakan pekerjaan untuk lulusan perguruan tinggi dan memberi makan rakyatnya.

“Bagi mereka, menyerang Taiwan bukanlah prioritas. Tapi para politikus Taiwan berharap karena ini rakyat bisa membenci China dan karena itu mereka terpilih,” ujar Gou.

Gou menuturkan bahwa dia tidak akan pernag menyatakan kemerdekaan Taiwan.

“Saya tidak akan (menyatakan) kemerdekaan, Anda tidak akan menyerang saya atau terbang mengelilingi Taiwan,” ucap Gou.

Gou mengutarakan bahwa dia menginginkan perdamaian dengan rasa hormat dan pembicaraan dengan pijakan yang sama.

Baca juga: Taiwan Gelar Latihan Perang, Fokus Bertempur Lawan Blokade

Dia juga mengkritik media internasional karena menggambarkan Taiwan sebagai bom waktu yang berbahaya.

Presiden Taiwan saat ini, Tsai Ing-wen dari Partai Progresif Demokratik (DPP), tidak dapat mencalonkan diri lagi karena batasan konstitusional setelah dua periode berkuasa.

DPP yang berkuasa telah menunjuk Wakil Presiden Taiwan saat ini, William Lai, sebagai bakal calon presiden dari partai.

Di sisi lain, Kuomintang sejauh ini belum memilih kandidatnya.

Tsai telah berulang kali menawarkan pembicaraan dengan China tetapi dia ditolak karena Beijing meyakini bahwa dia adalah seorang separatis.

Baca juga: Respons WNI di Taiwan Setelah Zat Pemicu Kanker Ditemukan di Indomie

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Label Musik Gugat Pembuat Lagu AI Suno atas Pelanggaran Hak Cipta

Label Musik Gugat Pembuat Lagu AI Suno atas Pelanggaran Hak Cipta

Global
Rute Penyelundupan Migran ke AS: Peran Jaringan 'Mama Afrika' (III)

Rute Penyelundupan Migran ke AS: Peran Jaringan "Mama Afrika" (III)

Internasional
Gadis-gadis Afghanistan Tuduh Taliban Lakukan Kekerasan Seksual dalam Penangkapannya

Gadis-gadis Afghanistan Tuduh Taliban Lakukan Kekerasan Seksual dalam Penangkapannya

Global
Serangan Teroris di Dagestan dan Masalah Radikalisme di Rusia

Serangan Teroris di Dagestan dan Masalah Radikalisme di Rusia

Internasional
Ibu di Inggris Rela Bunuh Kedua Anaknya Gara-gara Hal Sepele Ini

Ibu di Inggris Rela Bunuh Kedua Anaknya Gara-gara Hal Sepele Ini

Global
Semalam, 350 Balon Sampah Korea Utara Dikirim ke Selatan

Semalam, 350 Balon Sampah Korea Utara Dikirim ke Selatan

Global
234 Monyet Howler di Meksiko Mati akibat Gelombang Panas

234 Monyet Howler di Meksiko Mati akibat Gelombang Panas

Global
Mantan Intelijen: Benjamin Netanyahu Justru Menghancurkan Israel

Mantan Intelijen: Benjamin Netanyahu Justru Menghancurkan Israel

Global
Rute Baru Penyelundupan Migran ke AS: Nikaragua Jadi Tempat Transit (II)

Rute Baru Penyelundupan Migran ke AS: Nikaragua Jadi Tempat Transit (II)

Internasional
Perancis-Yordania Desak Israel Cabut Pembatasan Bantuan ke Gaza

Perancis-Yordania Desak Israel Cabut Pembatasan Bantuan ke Gaza

Global
Rangkuman Hari Ke-852 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Serang Ukraina Timur | Peringatan Rusia bagi AS

Rangkuman Hari Ke-852 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Serang Ukraina Timur | Peringatan Rusia bagi AS

Global
Kesalahan di Sistem Tekanan Udara, Korean Air Terjun Bebas 15 Menit, 17 Orang Terluka

Kesalahan di Sistem Tekanan Udara, Korean Air Terjun Bebas 15 Menit, 17 Orang Terluka

Global
[POPULER GLOBAL] Serbia Jual Amunisi ke Ukraina | Band Indonesia Tampil di Glastonbury

[POPULER GLOBAL] Serbia Jual Amunisi ke Ukraina | Band Indonesia Tampil di Glastonbury

Global
Ini Penyebab Banyaknya Korban Jiwa di Kebakaran Pabrik Baterai Korsel

Ini Penyebab Banyaknya Korban Jiwa di Kebakaran Pabrik Baterai Korsel

Global
China Disebut Bisa Ambil Alih Taiwan Tanpa Invasi

China Disebut Bisa Ambil Alih Taiwan Tanpa Invasi

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com