Dampak negatif perang bagi Rusia adalah sanksi ekonomi oleh masyarakat dunia. Hal itu membuat kegiatan produksi dan perdagangan internasional dari dan ke Rusia terganggu sehingga mengangkat jumlah pengangguran.
Per Januari 2023, terdapat 2,7 juta pengangguran, atau 3,6 persen dari angkatan kerja, 71,2 juta orang. (Bdk. www.take-profit.org/en/statistics).
Pengangguran dan kesulitan ekonomi, baik di Ukraina maupun di Rusia, memicu arus migrasi besar-besaran ke berbagai negara tetangga, terutama di kawasan.
Perang Ukraina telah membuat kondisi geoekonomi regional goncang. Uni Eropa (UE), misalnya, harus memikul beban karena harga gas alam di Eropa membengkak tiga kali lipat.
UE juga harus menganggarkan 175 miliar euro atau sekitar 1,1 persen hingga 1,4 persen dari PDB pada 2022 untuk menjaga stabilitas ekonomi.
Setidaknya UE telah mengeluarkan 50 miliar euro untuk menahan konsekuensi harga domestik dari situasi yang diperparah oleh guncangan pasokan melalui transfer, pemotongan pajak, dan kontrol harga yang diatur. (Bdk. www.chathamhouse.org/2023).
Perang tersebut menyebabkan kondisi geoekonomi global melemah. Hal itu terjadi karena pasokan biji-bijian, pupuk, dan energi dari Ukraina dan Rusia menipis.
Kondisi geoekonomi menjadi lebih darurat karena adanya inflasi dan ketidakpastian ekonomi di dunia yang bersaing untuk mendapat pasokan pangan dan energi dari keduanya.
Perang Rusia vs Ukraina ikut melemahkan kerjasama ekonomi, investasi dan perdagangan bilateral antara Indonesia dengan Ukraina dan Rusia.
Data Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), mencatat Indonesia memiliki investasi di Ukraina, di antaranya di bidang farmasi dan bidang teknologi informasi dan marketing.
Sedangkan, investasi langsung Ukraina ke Indonesia pada 2021 ada sekitar 55 proyek dengan nilai 1,13 juta dollar AS atau Rp 16,1 miliar.
Data dari Kementerian Perdagangan, menunjukkan bahwa pada 2021, nilai perdagangan Indonesia-Ukraina menyentuh angka 1,46 miliar dollar AS atau Rp 20,8 triliun.
Namun, setelah konflik dengan Rusia, perdagangan dengan Indonesia hampir sepenuhnya dihentikan. (Bdk.bisnis.tempo.co, 23 Febeuari 2023).
Ukraina juga dikenal sebagai lumbung Eropa. Dalam hal gandum, Indonesia mengimpor sebagian besar gandum dari Ukraina.
Pada 2020, Indonesia mengimpor 2,96 juta ton gandum dari Ukraina. Semenjak perang pecah, kegiatan impor merosot, bahkan jarang terjadi.