DOHA, KOMPAS.com - Lebih dari satu juta orang telah menandatangani surat yang menyerukan FIFA untuk memberikan kompensasi kepada para migran yang menderita pelanggaran HAM mengerikan saat bekerja di Piala Dunia di Qatar.
Surat itu, yang diserahkan kepada badan pengatur sepak bola oleh kelompok HAM Amnesty dan Avaaz, juga mendesaknya untuk berhenti mengalihkan masalah saat kongresnya bertemu di Rwanda minggu ini.
Pada bulan Desember, presiden FIFA, Gianni Infantino, mengumumkan organisasinya telah menghasilkan lebih dari 7 miliar dollar AS dari siklus Piala Dunia 2022.
Baca juga: Indonesia Jadi Tamu Kehormatan di Qatar International Food Festival
Tetapi dilansir dari Guardian, kelompok HAM frustrasi karena detailnya tetap samar mengenai apakah dana warisan yang diusulkan FIFA akan memberi kompensasi kepada pekerja yang menderita pencurian upah, biaya perekrutan ilegal dan cedera di Qatar dan memberi kompensasi kepada keluarga mereka yang meninggal.
Pejabat FIFA di Zurich juga diberikan kemeja yang dirancang khusus yang menggemakan pakaian kerja biru dan rompi kuning yang dikenakan oleh banyak pekerja migran yang menderita pelanggaran stadion bangunan dan infrastruktur.
"Surat kami mendapat dukungan lebih dari satu juta tanda tangan dari lebih dari 190 negara," kata Bieta Andemariam, direktur hukum Avaaz di AS.
"Publik global telah mengakui ketidakadilan besar yang dilakukan terhadap para pekerja ini dan telah berkumpul untuk menuntut FIFA mengambil sebagian kecil dari miliaran dollar AS yang dihasilkan dari keringat, darah, dan nyawa ratusan ribu korban ini, dan hanya memberi mereka dan keluarga mereka apa yang mereka berutang," tambahnya.
Surat itu datang sebagai proposal dari Asosiasi Sepak Bola Norwegia, menyerukan FIFA untuk menilai apakah telah memenuhi tanggung jawabnya untuk pemulihan terkait Piala Dunia 2022.
Ini termasuk penyelidikan atas kematian dan cedera terkait Piala Dunia, yang akan dibahas pada hari Kamis (16/3/2023).
"Pertemuan ini menawarkan kesempatan lain bagi FIFA untuk menebus kesalahan di atas pengorbanan mereka yang berperan menyukseskannya," kata Steve Cockburn, kepala keadilan ekonomi dan sosial Amnesty International.
Baca juga: WNI di Qatar Bentuk Panitia untuk Persiapan Pemilu Indonesia 2024
FIFA mengatakan November lalu bahwa dana warisannya akan fokus pada proyek pendidikan dan mendukung penciptaan pusat keunggulan tenaga kerja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.