Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Akun Palsu Pro-Trump Bermunculan di Twitter, Punya Ciri Khusus

Kompas.com - 07/03/2023, 13:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Selama 11 bulan terakhir, seseorang membuat ribuan akun Twitter otomatis palsu, yang mungkin ratusan ribu di antaranya dipakai untuk memberikan aliran pujian bagi Donald Trump.

Selain memposting kata-kata memuja tentang mantan presiden AS itu, akun palsu itu mengolok-olok kritik Trump dari kedua belah pihak dan menyerang Nikki Haley, mantan gubernur Carolina Selatan dan duta besar PBB.

Seperti diketahui, Haley menantang mantan bosnya untuk pencalonan presiden dari Partai Republik tahun 2024.

Baca juga: Polemik Fox News dan Klaim Kecurangan Pemilu Trump

Sementara terkait Ron DeSantis, bot secara agresif menyatakan bahwa gubernur Florida itu tidak dapat mengalahkan Trump, tetapi akan menjadi pasangan yang hebat.

Saat pemilih Republik menilai kandidat mereka untuk tahun 2024, siapa pun yang menciptakan jaringan bot berusaha untuk menentukan skala, menggunakan teknik manipulasi online yang dipelopori oleh Kremlin untuk memengaruhi percakapan platform digital tentang kandidat.

Ini dilakukan sembari mengeksploitasi algoritme Twitter untuk memaksimalkan jangkauan mereka.

Jaringan bot yang luas ditemukan oleh para peneliti di Cyabra, sebuah perusahaan teknologi Israel yang berbagi temuannya dengan Associated Press.

Sementara identitas orang-orang di balik jaringan akun palsu tidak diketahui, analis Cyabra menetapkan bahwa itu kemungkinan dibuat di AS.

Untuk mengidentifikasi bot, peneliti akan mencari pola di profil akun, daftar pengikutnya, dan konten yang dipostingnya.

Pengguna manusia biasanya memposting tentang berbagai subjek, dengan campuran materi asli dan yang diposting ulang, tetapi bot sering kali memposting konten berulang tentang topik yang sama.

Baca juga: Mantan Dubes AS Nikki Haley Umumkan Maju Pilpres 2024 dari Partai Republik, Saingi Trump

Itu berlaku untuk banyak bot yang diidentifikasi oleh Cyabra.

“Satu akun akan berkata, 'Biden mencoba mengambil senjata kami; Trump adalah yang terbaik,' dan yang lain akan berkata, 'Insiden 6 Januari adalah kebohongan dan Trump tidak bersalah,'” kata Jules Gross, insinyur Cyabra yang pertama kali menemukan jaringan tersebut.

“Suara-suara itu bukan manusia. Demi demokrasi saya ingin orang-orang tahu ini sedang terjadi,” ujarnya.

Bot, demikian sebutan mereka, adalah akun palsu dan otomatis yang menjadi sangat terkenal setelah Rusia menggunakannya dalam upaya ikut campur dalam pemilu 2016.

Baca juga: Balon Mata-mata China Ternyata Beberapa Kali Lintasi Langit AS di Era Trump

Sementara perusahaan teknologi besar telah meningkatkan pendeteksian akun palsu mereka, jaringan yang diidentifikasi oleh Cyabra menunjukkan bahwa mereka tetap menjadi kekuatan yang kuat dalam membentuk diskusi politik online.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com