KOMPAS.com – Masih ada beberapa hal baru yang terjadi mewarnai perang Rusia-Ukraina hari ke-356 pada Selasa (14/2/2023).
Ini termasuk, sebuah studi AS mengungkap Rusia telah menahan setidaknya 6.000 anak-anak dari Ukraina di kamp-kamp yang bertujuan untuk memberikan pendidikan ulang terhadap mereka.
Sementara itu, Angkatan Darat AS mengumumkan telah memberikan 522 juta dollar AS (sekitar Rp7,9 triliun) kepada dua perusahaan guna memproduksi amunisi artileri 155 mm untuk Ukraina.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-355 Serangan Rusia ke Ukraina: Ekspor Gas Rusia Anjlok, Moldova Waspadai Kudeta
Untuk lebih lengkapnya, berikut rangkuman serangan Rusia ke Ukraina hari ke-356 yang dapat Anda simak:
Angkatan Darat AS pada hari Selasa mengumumkan bahwa mereka telah memberikan 522 juta dollar AS (sekitar Rp7,9 triliun) kepada dua perusahaan guna memproduksi amunisi artileri 155 mm untuk Ukraina.
Perintah yang secara resmi diputuskan pada 30 Januari itu diberikan kepada Northrop Grumman Systems Corp. dan Global Military Products Inc.
Perintah tersebut nyatanya datang di tengah kekhawatiran bahwa Ukraina dengan cepat menghabiskan stok peluru artileri dari Amerika Serikat dan sekutu lainnya.
"Pengiriman amunisi baru dijadwalkan akan dimulai pada bulan Maret tahun ini," kata Angkatan Darat dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP.
Kontrak tersebut didanai oleh Inisiatif Bantuan Keamanan Ukraina Pentagon.
Rusia pada Selasa menampik sebagai tuduhan dari Moldova bahwa Moskwa merencanakan kudeta kepemimpinan pro-Eropa negara itu dengan kekerasan dengan bantuan para penyabot.
"Klaim semacam itu sama sekali tidak berdasar," kata Kementerian Luar Negeri Rusia.
Presiden Moldova Maia Sandu pada hari sebelumnya, Senin (13/2/2023), menuduh Rusia merencanakan penggulingan pemerintahannya.
Pada hari Selasa, Kementerian Luar Negeri Rusia juga menuduh Kyiv berusaha mengadu domba Moldova melawan Rusia.
Mereka pun menuduh otoritas Moldova melakukan Russophobia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pada Selasa, situasi di garis depan Ukraina sangat sulit, terutama di wilayah timur negara itu yang ingin dikendalikan sepenuhnya oleh Rusia.
"Situasi di garis depan, terutama di wilayah Donetsk dan Luhansk, tetap sangat sulit. Ini benar-benar pertempuran untuk setiap meter tanah Ukraina," kata Zelensky dalam pidato malamnya kepada bangsa.
Seorang warga negara Inggris telah meninggal di Ukraina.
Hal itu diungkap oleh Kementerian Luar Negeri Inggris pada Selasa, ketika perang Rusia-Ukraina menginjak hari ke-356.
Ini merupakan warga Inggris kedelapan yang meninggal di Ukraina sejak Rusia menginvasi tahun lalu.
"Kami mendukung keluarga warga negara Inggris yang meninggal di Ukraina, dan berhubungan dengan pihak berwenang setempat," kata Kemenlu Inggris itu dalam sebuah pernyataan.
Identitas individu tersebut belum diketahui.
Banyak warga Inggris telah melakukan perjalanan ke Ukraina untuk berperang atau memberikan bantuan kemanusiaan.
Sebuah studi AS mengungkap pada Selasa, Rusia telah menahan setidaknya 6.000 anak-anak dari Ukraina di kamp-kamp yang bertujuan untuk memberikan pendidikan ulang terhadap mereka.
"Sejak dimulainya perang hampir setahun yang lalu, anak-anak berusia empat bulan telah dibawa ke 43 kamp di seluruh Rusia, termasuk di Zrimea dan Siberia yang dianeksasi Moskwa, untuk (diberikan) pendidikan patriotik dan militer pro-Rusia," kata laporan studi oleh Yale Humanitarian Research Lab yang didanai oleh Departemen Luar Negeri AS.
Nathaniel Raymond, seorang peneliti Yale, mengatakan bahwa Rusia jelas melanggar Konvensi Jenewa Keempat tentang perlakuan terhadap warga sipil selama perang dan menyebut laporan itu sebagai "peringatan Amber raksasa" -mengacu pada pemberitahuan publik AS tentang penculikan anak.
"Aktivitas Rusia dalam beberapa kasus dapat menjadi kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan," kata Raymond, kepada wartawan.
Pertarungan untuk Bakhmut, sebuah kota di Ukraina timur dan tempat pertempuran terlama sejak serangan Moskwa, masih jauh dari selesai.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala tentara bayaran Rusia Grup Wagner, Yevgeny PrigozhinSelasa, pada Selasa.
Bakhmut telah menjadi pusat pertempuran sengit selama berbulan-bulan dalam serangan Rusia selama hampir setahun di Ukraina.
Kedua belah pihak juga telah menderita kerugian besar.
Pemerintah Norwegia pada hari Selasa menyatakan, akan menyumbangkan delapan tank Leopard 2 ke Ukraina.
Mereka memenuhi komitmen sebelumnya dan bergabung dengan banyak negara Barat untuk menjanjikan senjata yang lebih berat ke Ukraina.
Tentara Norwegia setidaknya saat ini memiliki 36 tank Leopard 2 yang beroperasi.
"Norwegia akan menyumbangkan delapan tank dan hingga empat kendaraan pendukung ke Ukraina. Selain itu, kami mengalokasikan dana untuk amunisi dan suku cadang," kata Menteri Pertahanan Norwegia Bjorn Arild Gram.
Dia mengatakan kepada media Norwegia bahwa pemberian tank itu akan segera terjadi.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-351 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Sebut Beberapa Negara Janjikan Pesawat
Uni Eropa menambahkan Rusia ke daftar hitam suaka pajak pada Selasa.
Ini menjadi tindakan pemberian sanksi terbaru Uni Eropa terhadap Moskwa sejak invasi ke Ukraina.
Dalam sebuah pernyataan, UE mengatakan undang-undang perpajakan Rusia tahun 2022 telah gagal menghilangkan kekhawatiran atas perlakuan buramnya terhadap urusan pajak perusahaan induk internasional.
"Selain itu, dialog dengan Rusia mengenai hal-hal yang berkaitan dengan perpajakan terhenti menyusul agresi Rusia terhadap Ukraina ," kata Dewan Eropa.
Pengadilan Korea Selatan pada Selasa memberikan hak untuk mengajukan status pengungsi kepada dua pencari suaka dari Rusia.
Hal itu memungkinkan mereka memasuki "Negeri Gingseng".
Dua orang tersebut adalah warga Rusia yang telah terdampar di bandara Incheon selama berbulan-bulan.
Namun, Pengadilan Distrik Incheon menolak permohonan warga negara Rusia lainnya, tanpa merinci alasan keputusan mereka.
Ketiga pria itu, yang namanya diminta tak disebutkan karena mengkhawatirkan akan keselamatan keluarga mereka di Rusia, terhitung telah tinggal di dalam Bandara Internasional Incheon sejak Oktober 2022.
Itu terjadi ketika mereka melarikan diri untuk menghindari wajib militer di Ukraina.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-350 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky ke Inggris | 24 Jam Paling Mematikan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.