SEOUL, KOMPAS.com - "Ketika saya pertama kali mencoba drag, saya tidak tahu akan seperti apa dan bagaimana saya nantinya. Drag memberi saya semacam pemberdayaan dan pembebasan," kata Heezy Yang.
Hurricane Kimchi adalah nama panggung Heezy Yang selama hampir satu dekade melakukan drag—berdandan atau tampil dengan gender yang berbeda dari keseharian untuk sebuah pertunjukkan.
Yang mengambil bagian dalam sejumlah acara, termasuk Seoul Pride di ibu kota Korea Selatan.
Baca juga: Kisah Pilu Kopilot Yeti Airlines, 16 Tahun Lalu Suaminya Juga Tewas Saat Terbangkan Pesawat
"Ada ribuan penonton di Seoul Pride dan saya merasa seperti superstar. Saya merasa geli sekaligus terpacu adrenalin," kata Yang kepada BBC.
"Saya menikmati berinteraksi dengan orang-orang dan mendapatkan energi dari kerumunan besar."
Dia mencoba drag untuk pertama kalinya setelah melihat teman-temannya melakukannya. Yang kemudian menyadari itu bisa menjadi alat untuk menggabungkan aktivisme dan kecintaannya pada seni.
"Awalnya saya tidak punya agenda. Saya melakukannya untuk bersenang-senang," kata Yang.
"Semakin lama saya melakukan drag, semakin banyak saya tampil, saya bisa melihat bagaimana saya bisa menggunakannya dan bagaimana saya bisa menikmatinya."
Drag tidak umum di Korea Selatan dibandingkan dengan negara lain seperti Inggris dan AS. Yang bercerita, beberapa orang tampak terkejut ketika dia keluar di depan umum dengan pakaian Hurricane Kimchi.
“Terkadang saya pergi ke pertunjukkan drag dengan wajah yang sudah dirias dan di jalan orang-orang terlihat bingung,” katanya.
"Saya tidak pernah merasa terancam secara fisik saat berada di ruang publik, meskipun saya sadar bahwa orang mungkin berpikir negatif atau memandang saya dengan cara yang negatif."
Menjadi LGBT sering dipandang sebagai kecacatan atau penyakit mental. Beberapa gereja konservatif yang kuat menganggap gay atau trans sebagai dosa.
Sebuah laporan Human Rights Watch tahun lalu menemukan diskriminasi terhadap orang-orang LGBT di negara itu sudah "menjalar".
Budaya drag dan LGBT, kata Yang, masih baru dan membingungkan bagi generasi yang lebih tua, tetapi generasi muda Korea lebih sadar.
Baca juga: Cerita Gembira WNI di Malaysia Diberi Hadiah Mobil Proton oleh Bos karena Dianggap Pekerja Keras...