Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pelarian Warga China ke AS, Lewat Rute Migran Paling Berbahaya di Dunia

Kompas.com - 26/12/2022, 23:17 WIB
BBC INDONESIA,
Bernadette Aderi Puspaningrum

Tim Redaksi

KOMPAS.com - China mungkin sedang melonggarkan sejumlah pembatasan Covid, tapi kebijakan pandemi yang sangat ketat membuat banyak warganya mencari negara lain untuk ditinggali agar punya masa depan yang lebih baik, apa pun risiko yang akan mereka hadapi.

Tiga hari perjalanan di belantara hutan hujan tropis Amerika Tengah, sekitar 15.000 kilometer (9.300 mil) jauhnya dari rumah, keluarga Sun memutuskan untuk membuang perlengkapan kemah untuk meringankan beban perjalanan.

Mereka mengira bisa keluar dari hutan pada malam harinya. Alih-alih keluar dari hutan, mereka justru masih terdampar di tengah hutan dengan hujan lebat.

Baca juga: Taiwan Sebut China Kerahkan 71 Pesawat Tempur dalam Latihan Perang

Malam itu, Sun Jincai, istri beserta tiga anaknya - masing-masing berusia enam, sembilan dan 11 tahun - masuk ke dalam tenda kecil yang mereka temukan di jalan setapak.

Sepertinya itu adalah tenda yang ditinggalkan oleh imigran lain, sama seperti mereka.

Di tenda kecil itu, mereka berusaha mengabaikan air dingin yang menetes dari atap tenda yang tipis.

"Untungnya, tak ada satu pun dari kami yang sakit," kata Sun.

Ini hanya satu dari banyak rintangan berbahaya yang mereka lalui dalam perjalanan dari China ke Amerika Serikat.

Masa depan yang “lebih baik”

Sun, 34 tahun, istri dan anak bungsunya dulu menghabiskan sebagian besar waktunya di wilayah pesisir China, di mana pekerjaan melimpah ruah.

Dua anaknya yang lain tinggal bersama kakeknya sekitar 400 mil dari Jianxi, provinsi yang terkurung daratan di timur China. Mereka tinggal di sana karena sulit untuk mendapatkan sekolah di wilayah rumahnya.

Baca juga: Singapura Batasi Penjualan Panadol Usai Banyak Diburu Warga karena Lonjakan Covid di China

Tapi ketika perekonomian China memburuk di tengah pembatasan Covid-19, dan meningkatnya otoritarianisme yang mencengkeram negara itu, Sun mulai mencari cara agar keluarganya bisa pergi dari sana bersama-sama.

"China sedang mengalami kemunduran," kata Sun.

"Saya dan istri ingin anak-anak punya masa depan yang lebih baik."

Amerika Serikat tampak bukan negara pilihan sampai awal tahun. Sampai akhirnya Sun menemukan seorang perempuan muda yang membagikan rincian perjalannya melalui WeChat - platform pesan China.

Perempuan itu mengatakan, telah melakukan perjalanan lewat hutan hujan tropis Amerika Tengah, lalu ke utara melintasi perbatasan AS-Meksiko sepanjang 2.000 mil.

"Kalau dia bisa, kenapa kami tak bisa?" pikir Sun saat itu.

Lalu pada Agustus, Sun terbang ke Ekuador dengan keluarganya, dan berangkat ke salah satu rute migrasi paling berbahaya di dunia - rute yang semakin banyak dipilih oleh orang China.

Baca juga: Hubungan China-Rusia Makin Kuat Laiknya Monolit

Rute migrasi paling berbahaya di dunia

Perjalanan keluarga Sun membutuhkan waktu berhari-hari melalui “Darien Gap,” hutan belantara sepanjang 60 mil yang menghubungkan ujung barat laut Kolombia ke Amerika Tengah.

Perjalanan itu harus menempuh sungai dengan air deras setinggi pinggang, dan lereng curam untuk didaki.

Selama perjalanan, banyak imigran menghadapi serangan binatang buas atau beracun, bandit bersenjata, dan kartel narkoba.

Persoalan ekonomi dan konflik di negara asal telah mendorong lebih dari 200.000 orang di seluruh dunia melintasi Darien sejak Januari.

Kebanyakan dari mereka berasal dari Amerika Selatan, diikuti Afrika, Kepulauan Karibia dan Asia.

“Terinspirasi” sosial media

Imigran ilegal dari China masih dalam tergolong sedikit, tapi jumlah mereka terus meningkat.

Menurut pemerintah Panama, setidaknya 1.300 orang dari China menempuh perjalanan di Darien pada 2022. Jumlah itu naik hampir lebih banyak tiga kali lipat dari dekade sebelumnya.

Hal ini berkontribusi pada rekor jumlah orang yang akhirnya tiba di perbatasan bagian selatan Amerika Serikat.

Baca juga: Di Tengah Ledakan Kasus Covid-19, Komisi Kesehatan China Setop Umumkan Data Harian

Kendati rute ini terkenal bagi banyak orang, jalur ini tidak banyak diketahui orang-orang China.

Kondisinya berubah sampai tahun lalu, saat banyak unggahan memberikan gambaran perjalanan di jalur ini bermunculan di media sosial.

Kemudian, ketika karantina wilayah Shanghai dimulai April tahun ini. Pencarian internet untuk kata "run" (lari) - penghalusan kata untuk emigrasi - sejak saat itu terus meroket di China menurut laporan BBC.

Banyak yang melihat kebijakan pandemi yang sangat ketat di “Negeri Tirai Bambu” menjadi faktor pendorongnya.

Sebagian besar diskusi online dipenuhi dengan topik bagaimana memperoleh izin tinggal bagi warga negara asing lewat pendidikan atau investasi.

Tapi mereka tidak punya sarana untuk bermigrasi secara legal seperti keluarga Sun, terpaksa menempuh perjalanan yang lebih berisiko.

Baca juga: Kota Qingdao di China Temukan 530.000 Kasus Covid-19 Baru Per Hari

Halaman:

Terkini Lainnya

Mengenal Kelompok-Kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-Kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Zelensky Berterima Kasih ke Senat AS Usai Setujui Bantuan Rp 985 Triliun untuk Ukraina

Zelensky Berterima Kasih ke Senat AS Usai Setujui Bantuan Rp 985 Triliun untuk Ukraina

Global
Senat AS Setujui Bantuan Militer Rp 209,9 Triliun ke Israel

Senat AS Setujui Bantuan Militer Rp 209,9 Triliun ke Israel

Global
Argentina Surplus APBN untuk Kali Pertama dalam 16 Tahun

Argentina Surplus APBN untuk Kali Pertama dalam 16 Tahun

Global
Senat AS Setujui Paket Bantuan untuk Ukraina, Israel, dan Taiwan

Senat AS Setujui Paket Bantuan untuk Ukraina, Israel, dan Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-790 Serangan Rusia ke Ukraina: China Bantah Dukung Perang | Ukraina Panggil Warganya di Luar Negeri 

Rangkuman Hari Ke-790 Serangan Rusia ke Ukraina: China Bantah Dukung Perang | Ukraina Panggil Warganya di Luar Negeri 

Global
Israel Dituding Bertanggung Jawab atas Kuburan Massal 340 Jenazah di RS Gaza

Israel Dituding Bertanggung Jawab atas Kuburan Massal 340 Jenazah di RS Gaza

Global
Begini Cara Perang Rugikan Perkembangan Anak-anak

Begini Cara Perang Rugikan Perkembangan Anak-anak

Global
Israel Tingkatkan Serangan di Gaza dan Perintahkan Evakuasi Baru di Wilayah Utara

Israel Tingkatkan Serangan di Gaza dan Perintahkan Evakuasi Baru di Wilayah Utara

Global
Saat Protes Menentang Perang di Gaza Meluas di Kampus-kampus Elite AS...

Saat Protes Menentang Perang di Gaza Meluas di Kampus-kampus Elite AS...

Global
[POPULER GLOBAL] Tabrakan Helikopter AL Malaysia | Ketegangan Iran Vs Israel Memuncak

[POPULER GLOBAL] Tabrakan Helikopter AL Malaysia | Ketegangan Iran Vs Israel Memuncak

Global
Ulang Tahun, Foto Pangeran Louis Diunggah ke Medsos Usai Heboh Editan Kate

Ulang Tahun, Foto Pangeran Louis Diunggah ke Medsos Usai Heboh Editan Kate

Global
Saat 313 Mayat Ditemukan di Kuburan Massal 2 RS Gaza...

Saat 313 Mayat Ditemukan di Kuburan Massal 2 RS Gaza...

Global
Rusia Batalkan Pawai Perang Dunia II untuk Tahun Kedua Beruntun

Rusia Batalkan Pawai Perang Dunia II untuk Tahun Kedua Beruntun

Global
Hampir Separuh Kota Besar di China Tenggelam karena Penurunan Tanah

Hampir Separuh Kota Besar di China Tenggelam karena Penurunan Tanah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com