Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Penumpang yang Rekam Video Jelang Pesawat Yeti Airlines Jatuh di Nepal

Kompas.com - 18/01/2023, 06:02 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

POKHARA, KOMPAS.com - Beberapa jam setelah terjadi kecelakaan pesawat paling mematikan di Nepal selama 30 tahun, sebuah video mendadak viral di India.

Video itu memperlihatkan salah satu penumpang, Sonu Jaiswal, menyiarkan secara langsung situasi di dalam pesawat beberapa detik sebelum kecelakaan berlangsung.

Dia adalah salah satu dari empat orang dari Ghazipur di India yang mengunjungi Nepal.

Baca juga: Pencarian Korban Pesawat Jatuh Nepal Berlanjut, Pakai Drone Turuni Ngarai

Saat itu mereka menumpang pesawat dari Kathmandu ke Pokhara.

Dalam tayangan video terlihat kawasan di sekitar Bandara Pokhara dari dalam pesawat sebelum mendarat.

Mereka yang berada di dalam pesawat tidak menyadari bahwa sesaat lagi mereka akan menemui ajal.

Aparat Nepal meyakini tak satu pun dari 72 orang di dalam pesawat selamat dari kecelakaan itu.

Rekaman video tersebut memperlihatkan pesawat melesat di atas sejumlah bangunan yang menghiasi ladang berwarna cokelat dan hijau.

Sesaat kemudian pria yang mengabadikan video itu memutar arah kamera ke dirinya dan tersenyum.

Dia kemudian memutar arah kamera lagi ke depan untuk menunjukkan penumpang lain di dalam pesawat.

Baca juga: Nepal Akan Kirim Perekam Data Yeti Airlines yang Jatuh ke Perancis

Detik demi detik berlalu, lalu terdengar suara tabrakan yang memekakkan telinga.

Hanya dalam beberapa detik kobaran api dan asap memenuhi layar selagi kamera terus merekam.

Suara seperti derit mesin, kaca pecah, dan jeritan manusia terdengar sebelum video berakhir.

Teman dan keluarga Sonu Jaiswal mengatakan kepada wartawan bahwa mereka telah menonton video di akun Facebook milik Sonu guna memastikan keasliannya.

"Sonu melakukan siaran langsung saat pesawat jatuh di ngarai dekat Sungai Seti," kata Mukesh Kashyap, teman Sonu, kepada wartawan.

Wartawan lokal Shashikant Tiwari mengatakan kepada BBC bahwa Kashyap menunjukkan kepadanya video di akun Facebook milik Sonu, yang disetel untuk pribadi.

Sonu Jaiswal, pria yang menyiarkan secara langsung situasi di dalam pesawat Yeti Airlines sebelum jatuh di Nepal.BBC Indonesia Sonu Jaiswal, pria yang menyiarkan secara langsung situasi di dalam pesawat Yeti Airlines sebelum jatuh di Nepal.

Video yang diunggah di media sosial menunjukkan sebuah pesawat terbang rendah di atas kawasan permukiman sebelum menukik dengan tajam.

Tidak jelas bagaimana Sonu Jaiswal bisa mengakses internet untuk melakukan siaran langsung dari pesawat.

Abhishek Pratap Shah, seorang mantan anggota parlemen di Nepal, mengatakan kepada saluran berita India NDTV bahwa regu penyelamat telah menemukan ponsel yang digunakan untuk merekam vídeo dari reruntuhan pesawat.

"(Klip video) itu dikirim oleh salah satu teman saya, yang menerimanya dari seorang polisi. Ini adalah rekaman sungguhan," ucap Shah kepada media tersebut.

Para pejabat di Nepal belum mengonfirmasi klaim Abhishek Pratap Shah atau mengomentari rekaman vídeo tersebut, yang dapat membantu penyelidik kecelakaan dalam melakukan pekerjaan mereka.

Baca juga: UPDATE Pesawat Jatuh di Nepal: Tinggal 2 Penumpang yang Belum Ditemukan, Drone Dikerahkan

Namun untuk teman dan keluarga dari empat pria itu -Sonu Jaiswal, Abhishek Kushwaha, Anil Rajbhar, dan Vishal Sharma- hal itu tidak penting. Mereka mengatakan "terlalu hancur" untuk peduli.

"Rasa sakitnya sulit dijelaskan," kata Chandrabhan Maurya, saudara laki-laki Abhishek Kushwaha.

"Pemerintah perlu membantu kami sebanyak yang mereka bisa. Kami ingin jenazah orang yang kami cintai dikembalikan kepada kami," tambah dia.

Pihak berwenang Ghazipur di Negara Bagian Uttar Pradesh mengatakan, mereka telah menghubungi keluarga empat pria itu dan Kedutaan Besar India di Kathmandu untuk menawarkan bantuan.

"Kami juga telah memberi tahu para keluarga bahwa jika mereka ingin pergi ke Kathmandu, kami akan mengatur semuanya untuk mereka," kata hakim distrik Aryaka Akhauri kepada wartawan.

Beberapa penduduk desa mengingat keempat pria itu sebagai insan dengan jiwa yang baik hati dan penyayang.

Mereka mengatakan bahwa mereka sangat terpukul oleh tragedi yang menimpa kehidupan keluarga keempat pria tersebut.

Beberapa dari mereka juga ikut melakukan protes, menuntut kompensasi bagi para keluarga korban.

Keempat pria itu diperkirakan berusia 20-an atau awal 30-an tahun.

 

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Kecelakaan Pesawat Nepal Tewaskan 68 Orang | Kotak Hitam Yeti Airlines Ditemukan

Mereka telah berteman satu sama lain selama bertahun-tahun dan sering menghabiskan waktu bersama.

Para penduduk setempat mengatakan keempat pria itu pergi ke Nepal pada 13 Januari untuk mengunjungi Kuil Pashupatinath, sebuah kuil besar di pinggiran Kathmandu yang didedikasikan untuk dewa Hindu, Shiwa.

Perjalanan itu kabarnya merupakan ide Jaiswal - ayah dari tiga anak. Dia ingin berdoa di kuil agar diberikan satu putra lagi.

Setelah mengunjungi kuil, keempat pria itu berangkat pada hari Minggu (15/1/2023) ke Pokhara untuk paralayang.

Pokhara adala kota wisata yang terletak di dekat Pegunungan Annapurna.

Mereka kemudian berencana kembali ke Kathmandu.

"Tapi takdir berkata lain untuknya," kata seorang kerabat Jaiswal yang tidak disebutkan namanya kepada kantor berita PTI.

Selain keempat pria itu, terdapat satu lagi orang India di dalam pesawat.

Para pejabat setempat mengatakan 53 penumpang adalah warga Nepal, empat orang dari Rusia, dan dua asal Korea Selatan.

Empat penumpang lainnya masing-masing berasal dari Irlandia, Australia, Argentina, dan Perancis.

Pada Senin (16/1/2023), media sosial di India dibanjiri dengan foto-foto dari lokasi kecelakaan dan video yang diabadikan Sonu Jaiswal.

Ayah Sonu Jaiswal, Rajendra Prasad Jaiswal, mengatakan dia tidak tahan menonton klip video itu sendiri. "Saya hanya mendengarnya dari teman-teman Sonu. Hidup kami hancur berantakan."

Sementara itu, ayah Anil Rajbhar menyendiri ketika sejumlah pelayat datang untuk mengucapkan belasungkawa.

Baca juga: UPDATE Pesawat Jatuh di Nepal: Harapan Temuan Korban Selamat Disebut Nihil

Anil Rajbhar pergi ke Nepal pada 13 Januari tanpa memberi tahu keluarganya. Saat ayahnya sibuk di ladang keluarga, Anil diam-diam mengemasi tasnya dan pergi bersama teman-temannya, kata tetangga.

Ayahnya masih tidak percaya dengan berita itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Global
Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Global
88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

Global
Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com