BRASILIA, KOMPAS.com – Brasil dilanda kerusuhan saat massa pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengamuk.
Mereka menyerbu Gedung Kongres, Mahkamah Agung, dan Istana Kepresidenan di Ibu Kota Brasil, Brasilia, pada Minggu (8/1/2023).
Penyerbuan tersebut selang sepekan setelah Luiz Inacio Lula da Silva, saingan Bolsonaro dalam pemilihan presiden (pilpres), dilantik menjadi Presiden Brasil.
Baca juga: Brasil Rusuh, Pendukung Bolsonaro Serang Kongres, Mahkamah Agung, dan Istana Kepresidenan
Ribuan massa pendukung Bolsonaro menolak kekalahan junjungan mereka dalam pilpres Brasil tahun lalu, sebagaimana dilansir Associated Press.
Polisi menangkap sedikitnya 400 orang setelah penyerbuan gedung-gedung pemerintahan oleh massa pendukung Bolsonaro, sebagaimana dilansir CNN.
Gubernur Distrik Federal Ibaneis Rocha mengetwit bahwa mereka yang ditangkap harus membayar apa yang telah mereka perbuat.
“Kami terus bekerja untuk mengidentifikasi semua orang lain yang berpartisipasi dalam aksi teroris sore ini di Distrik Federal. Kami terus bekerja untuk memulihkan ketertiban,” ujar Rocha.
Brasilia adalah bagian dari Distrik Federal. Di sanalah letak Gedung Kongres, Mahkamah Agung, dan Istana Kepresidenan.
Baca juga: Brasil Sambut Pemimpin Baru, Lula Bersumpah Lakukan Perubahan Drastis
Kerusuhan di Brasil mengingatkan akan penyerbuan Capitol Hill AS oleh massa pendukung mantan Presiden AS Donald Trump pada 6 Januari 2021.
Sebelum kerusuhan di Brasilia pecah, sejumlah analis politik sudah memperingatkan selama berbulan-bulan bahwa insiden seperti penyerbuan Capitol Hill mungkin terjadi di Brasil.
Bolsonaro sendiri kerap menyebarkan keraguan tentang keandalan sistem pemungutan suara elektronik Brasil, meski dia mengeklaim tanpa dasar.
“Otoritas Brasil memiliki waktu dua tahun untuk mempelajari pelajaran dari penyerbuann Capitol dan untuk mempersiapkan diri menghadapi hal serupa di Brasil,” kata Mauricio Santoro, profesor ilmu politik di State University of Rio de Janeiro.
Baca juga: Brasil Sambut Presiden Baru Sekaligus Lepas Raja Sepak Bolanya
“Pasukan keamanan lokal di Brasilia gagal secara sistematis untuk mencegah dan merespons aksi ekstremis di kota tersebut. Dan otoritas federal yang baru, seperti menteri kehakiman dan pertahanan, tidak dapat bertindak dengan tegas,” lanjut Santoro.
Berbeda dengan penyerbuan Capitol Hill AS, kemungkinan hanya sedikit pejabat yang bekerja di Gedung Kongres Brasil dan Mahkamah Agung pada Minggu.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan di Twitter bahwa Washington mengutuk kerusuhan di Brasil.
Dia mengatakan bahwa menggunakan kekerasan untuk menyerang institusi demokrasi selalu tidak dapat diterima.
Baca juga: Ancaman Bom Jelang Pelantikan Presiden Brasil yang Baru, Peledak Ditemukan Dekat Lokasi Penobatan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.