BRASILIA, KOMPAS.com – Massa pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro menyerbu Gedung Kongres, Mahkamah Agung, dan Istana Kepresidenan di Ibu Kota Brasil, Brasilia, pada Minggu (8/1/2023).
Penyerbuan tersebut selang sepekan setelah Luiz Inacio Lula da Silva, saingan Bolsonaro dalam pemilihan presiden (pilpres), dilantik menjadi Presiden Brasil.
Ribuan massa pendukung Bolsonaro menolak kekalahan junjungan mereka, sebagaimana dilanisr Associated Press.
Baca juga: Brasil Sambut Pemimpin Baru, Lula Bersumpah Lakukan Perubahan Drastis
Bolsonaro sendiri telah meninggalkan Brasil dan bertolak ke AS pada akhir Desember setelah menolak untuk mengakui kekalahannya dalam pilpres.
Massa menerobos barikade keamanan, naik ke atap, memecahkan jendela, dan menyerbu ketiga bangunan simbol demokrasi tersebut yang letaknya berdekatan.
Diyakini bahwa Gedung Kongres, Mahkamah Agung, dan Istana Kepresidenan dalam keadaan kosong saat penyerbuan terjadi.
Beberapa dari mereka menyerukan intervensi militer untuk mengembalikan Bolsonaro yang berhaluan kanan ke tampuk kekuasaan, atau menggulingkan Lula dari kursi kepresidenan.
Baca juga: Brasil Sambut Presiden Baru Sekaligus Lepas Raja Sepak Bolanya
Saat penyerbuan terjadi, Lula berada di Negara Bagian Sao Paulo. Dia menyampaikan, parafanatik fasis telah tercipta akibat Bolsonaro.
Lula juga membacakan dekrit yang baru ditandatangani agar Pemerintah Federal mengambil kendali keamanan di distrik federal.
“Tidak ada preseden atas apa yang mereka lakukan dan orang-orang ini perlu dihukum,” kata Lula.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.