WASHINGTON DC, KOMPAS.com – AS mengindikasikan bahwa pihkanya siap membantu China di tengah lonjakan kasus Covid-19 di “Negeri Panda”.
Washington memperingatkan, penyebaran virus corona yang tak terkendali di China kemungkinan berimplikasi pada ekonomi global.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price menyampaikan pada Selasa (20/12/2022), Washington siap membantu negara di seluruh dunia melawan Covid-19.
Baca juga: Jenazah Korban Covid-19 Menumpuk di Rumah Duka dan RS China, Puluhan Dikremasi Diam-diam
“Kami siap untuk terus mendukung negara-negara di seluruh dunia, termasuk China, dalam hal ini dan dukungan kesehatan terkait Covid,” kata Price dalam jumpa pers harian.
“Bagi kami ini bukan tentang politik, ini bukan tentang geopolitik,” sambung Price, sebagaimana dilansir Reuters.
Ditanya apakah AS sudah menawarkan vaksin kepada China, Price menjawab Washington merupakan donor vaksin Covid-19 terbesar di dunia.
“Saya tidak akan melakukan diskusi pribadi, tetapi kami telah berkali-kali menyatakan secara terbuka bahwa kami adalah donor terbesar vaksin Covid-19 di seluruh dunia,” papar Price.
Baca juga: China Klaim Tak Ada Kematian Covid-19 Baru Setelah Ubah Kriteria Pencatatan
Bulan ini, Chia mulai meninggalkan kebijakan “nol-Covid” yang ketat setelah diguncang aksi protes skala besar yang menentang pembatasan yang ketat.
Setelah pembatasan yang ketat dicabut, China mengalami lonjakan kasus Covid-19. “Negeri Panda” juga kembali melaporkan kematian akibat virus corona.
Pada Selasa, kota-kota di seluruh China kembali mempersiapkan rumah sakit untuk menampung pasien Covid-19.
Baca juga: Dunia Khawatirkan Gelombang Baru Covid-19 di China
Selain itu, dunia internasional tengah mengkhawatirkan situasi penyebaran Covid-19 di China.
Price mengulangi sikap Washington bahwa mereka ingin Beijing mengalahkan wabah ini, tidak hanya demi China, akan tetapi juga untuk seluruh dunia.
“Kami juga mencatat bahwa apa yang terjadi di China memang berimplikasi pada ekonomi global,” papar Price.
Baca juga: AS: Korban Covid-19 China Setelah Pelonggaran Jadi Perhatian Dunia
Sejumlah ilmuwan terkemuka dan penasihat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa mengatakan kepada Reuters bahwa mungkin terlalu dini untuk mengumumkan akhir fase darurat pandemi Covid-19.
Pasalnya, gelombang Covid-19 mendatang berpotensi membuat China babak belur.
Price juga memperingatkan terhadap varian baru yang berkembang dari gelombang Covid-19 terbaru di China.
“Kami juga tahu bahwa setiap kali virus menyebar ke mana saja secara luas dengan cara yang tidak terkendali, itu berpotensi memunculkan varian,” ucap Price.
Baca juga: China Longgarkan Aturan Covid-19, Warga Panic Buying
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.