Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Salahkan AS karena Rusak Ikatan Perlawanan terhadap Perubahan Iklim

Kompas.com - 04/11/2022, 17:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

BEIJING, KOMPAS.com – Diplomasi perubahan iklim antara China dan Amerika Serikat (AS) tidak dapat dipisahkan dari ketegangan politik yang lebih luas antara kedua belah pihak.

Dan AS, kata Kementerian Luar Negeri China, harus bertanggung jawab atas kegagalan pembicaraan-pembicaraan mengenai perubahan iklim.

Para perwakilan dari hampir 200 negara akan berkumpul di Sharm El-Sheikh, Mesir, dalam KTT COP27 mulai 6 November ini, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (3/11/2022).

Baca juga: Perubahan Iklim Dapat Tingkatkan Risiko Penyebaran Virus

Akan tetapi, ketegangan antara Washington dan Beijing membayangi KTT COP27. AS dan China merupakan dua negara penyumbang emisi gas rumah kaca (GRK) terbesar di dunia.

Perjanjian dan deklarasi bersama oleh Beijing dan Washington membantu mendorong Perjanjian Paris yang penting pada 2015.

Namun, China menangguhkan semua diskusi bilateral pada Agustus setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan.

“China dan AS sebelumnya mengembangkan kerja sama yang baik di bidang perubahan iklim, bekerja sama untuk mencapai dan memberlakukan Perjanjian Paris,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan pada Kamis malam.

Baca juga: 2022 Jadi Tahun yang Mengkhawatirkan bagi Anak-anak akibat Perubahan Iklim

Juru bicara tersebut menuturkan, kerja sama iklim China-AS tidak dapat dipisahkan dari hubungan bilateral yang luas.

Dia menambahkan, pelanggaran kedaulatan China yang serius oleh Pelosi di Taiwan telah membuat Beijing tidak punya pilihan selain menunda pembicaraan.

“Pihak Amerika Serikat harus bertanggung jawab atas ini,” kata juru bicara tersebut.

Dia berujar, sejauh ini “Negeri Panda” belum menangguhkan kerja sama dengan negara lain, dan akan terus mendukung proses negosiasi iklim multilateral.

Baca juga: PM Pakistan Kecam Keras Perubahan Iklim, Minta Konsekuensi Global Terkait Banjir

Dia juga menuturkan bahwa China bersedia berkomunikasi dan berkoordinasi dengan semua pihak untuk memastikan COP27 berhasil.

Ekspektasi menjelang COP27 berada pada level yang rendah di tengah kekhawatiran global tentang pasokan energi yang akibat invasi Rusia ke Ukraina dan memburuknya hubungan China-AS.

“Kolaborasi AS-China dalam komitmen iklim adalah sesuatu yang sangat membantu di masa lalu,” kata Direktur Pusat Kebijakan Iklim dan Energi di Australian National University Frank Jotzo.

“(Akan tetapi) itu tidak ada lagi, dan benar-benar tidak ada banyak prospek untuk muncul kembali,” tuturnya.

Baca juga: China Kehilangan Lumba-lumba Sungai Yangtze Akibat Perubahan Iklim, Spesies Lainnya Terancam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com