Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS: Rusia Memberi Tahu Akan Gelar Latihan Nuklir

Kompas.com - 26/10/2022, 07:05 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pemerintah AS mengatakan pada Selasa (25/10/2022), bahwa Rusia telah memberi tahu Amerika Serikat tentang rencananya untuk melakukan latihan tahunan kekuatan nuklirnya.

Langkah Rusia ini dianggap AS menjadi sebuah langkah yang dapat menurunkan risiko salah perhitungan.

Amerika Serikat mengatakan pihaknya memperkirakan Rusia akan melakukan uji peluncuran rudal selama latihan tahunan "Grom" kekuatan nuklir strategisnya.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-244 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Bicara dengan Rishi Sunak, PBB Bahas Klaim Bom Kotor Rusia

AS mencatat di masa lalu Rusia telah menembakkan rudal balistik antar-benua.

Di bawah Perjanjian START Baru, Rusia berkewajiban untuk memberikan pemberitahuan sebelumnya tentang peluncuran rudal tersebut, kata para pejabat AS.

"AS telah diberitahu, dan seperti yang telah kami soroti sebelumnya, ini adalah latihan rutin tahunan oleh Rusia," juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Angkatan Udara Patrick Ryder mengumumkan pada jumpa pers, dikutip dari Reuters. 

Ryder menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut.

Latihan itu sendiri dianggap telah menghadirkan tantangan potensial bagi Amerika Serikat dan sekutunya, karena Presiden Rusia Vladimir Putin telah secara terbuka mengancam akan menggunakan senjata nuklir untuk membela Rusia dalam invasinya ke Ukraina.

Rusia pada Selasa, juga membawa tuduhan ke Dewan Keamanan PBB bahwa Ukraina sedang bersiap untuk menggunakan "bom kotor" di wilayahnya sendiri.

Baca juga:

Pernyataan ini telah ditepis mentah-mentah oleh pejabat Barat dan Ukraina sebagai informasi yang salah dan dalih untuk meningkatkan perang.

 

Para pejabat Barat telah menyatakan keyakinannya pada kemampuan mereka untuk membedakan perbedaan antara latihan Rusia dan setiap langkah Putin untuk mengatasi ancaman nuklirnya.

Di Kementerian Luar Negeri AS, juru bicara Ned Price menekankan pentingnya kepatuhan terhadap persyaratan pemberitahuan tersebut.

"Sementara Rusia terlibat dalam agresi tak beralasan dan retorika nuklir sembrono, langkah-langkah pemberitahuan ini memastikan kami tidak terkejut dan mengurangi risiko salah persepsi," kata Price.

Dengan pasukan Ukraina maju ke provinsi Kherson yang diduduki Rusia, para pejabat Rusia telah menelepon perwakilan pejabat Barat pada Minggu dan Senin untuk mengkomunikasikan tuduhan mereka tentang "bom kotor".

Baca juga: Presenter TV Pemerintah Rusia Dituduh Menghasut Aksi Genosida untuk Anak-anak Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan tuduhan itu menunjukkan Rusia merencanakan serangan semacam itu dengan bahan peledak yang dicampur dengan bahan radioaktif, dan berusaha menyalahkan Ukraina.

Presiden AS Joe Biden memperingatkan Rusia pada Selasa, bahwa langkah seperti itu akan menjadi kesalahan yang sangat serius.

"Saya tidak menjamin Anda bahwa ini adalah operasi bendera palsu, kami tidak tahu. Tapi itu akan menjadi kesalahan serius," kata Biden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com