Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 PM Inggris Mundur Digulingkan Partai Konservatif-nya Sendiri, Termasuk Liz Truss

Kompas.com - 21/10/2022, 16:31 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

Dia kalah dalam mosi tidak percaya, menjadi ketua Partai Konservatif Inggris pertama yang tidak bertarung dalam pemilihan umum sejak Neville Chamberlain, yang dituduh memenuhi tuntutan Adolf Hitler pada akhir 1930-an.

Baca juga: PM Inggris Liz Truss Mundur, Disambut Riang Gembira oleh Rusia

3. Theresa May

Mantan menteri dalam negeri Theresa May berkuasa pada Juli 2016 setelah referendum mengejutkan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa, yang mendorong perdana menteri saat itu David Cameron mengundurkan diri.

Theresa May langsung menegosiasikan persyaratan Inggris keluar dari Uni Eropa, tetapi upayanya mengajukan pelunakan Brexit ditolak oleh pendukung garis keras Brexit di Partai Konservatif.

May lalu mengadakan pemilihan umum cepat pada Juni 2017 dengan harapan memperkuat posisinya melawan pemberontak Brexit dan Partai Buruh.

Pertaruhan ini terbukti salah, karena Partai Buruh di bawah pemimpin sayap kiri Jeremy Corbyn membuat terobosan kuat.

Theresa May selamat dari mosi tidak percaya yang diserukan oleh pemberontak Konservatif pada Desember 2018, tetapi setelah kesepakatan Brexit-nya ditolak di House of Commons untuk kali keempat termasuk oleh puluhan pemberontak Konservatif, kepemimpinannya melemah secara fatal.

Dia mengumumkan mundur pada Mei 2019, memicu kontestasi kepemimpinan yang membawa Boris Johnson ke tampuk kekuasaan dua bulan kemudian.

Baca juga: Momen Sebelum PM Liz Truss Mundur, Diolok-olok Partai Buruh, Disoraki Oposisi

4. Boris Johnson

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson saat menghadiri persiapan pasar UK Food and Drinks di Downing Street London, Selasa (30/11/2021).AP PHOTO/FRANK AUGSTEIN Perdana Menteri Inggris Boris Johnson saat menghadiri persiapan pasar UK Food and Drinks di Downing Street London, Selasa (30/11/2021).
Kabinet Boris Johnson pada Juli 2022 mengumumkan bahwa dia mengundurkan diri sebagai ketua Partai Konservatif, hanya tiga tahun setelah menjabat pada Mei 2019.

Boris masih menjabat di Downing Street Nomor 10 sampai 6 September 2022 sampai Liz Truss menggantikannya.

Kepergiannya terjadi setelah banyak pejabat tinggi mengundurkan diri dari kabinetnya akibat serentetan skandal, termasuk pesta-pesta yang melanggar lockdown di Downing Street sehingga membuatnya didenda polisi.

Pada 2019, Boris Johnson yang merupakan pendukung keras Brexit memenangi mayoritas parlemen Partai Konservatif terbesar sejak era Margaret Thatcher, memungkinkan dia untuk menyelesaikan problematika Inggris keluar dari Uni Eropa.

Akan tetapi, gaya kepimimpinannya yang melanggar aturan sendiri membuatnya kehilangan dukungan Partai Konservatif, sehingga peristiwa PM Inggris mundur digulingkan partainya sendiri terjadi lagi.

Baca juga: PM Inggris Liz Truss Mundur, Boris Johnson Diperkirakan Akan Calonkan Diri Lagi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com