NEW YORK CITY, KOMPAS.com – Sekretaris Jenderal Antonio Guterres mendesak G20 untuk membantu negara-negara berkembang.
Permintaan tersebut disampaikan Guterres melalui surat yang dikirim kepada para menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara anggota G20 menjelang KTT di Bali pada 15-16 November.
Guterres meminta supaya G20 mengarahkan pemulihan ekonomi global mencakup negara-negara berkembang yang dilanda pandemi Covid-19, dampak perang di Ukraina, dan meningkatnya keadaan darurat iklim.
Baca juga: Menlu Retno: KTT G20 Tidak Boleh Gagal
Dia menuturkan, peristiwa yang terjadi di dunia saat ini bersamaan dengan meningkatnya biaya hidup, pengetatan kondisi keuangan, dan beban utang yang tidak berkelanjutan.
“Menimbulkan malapetaka pada ekonomi di seluruh dunia,” tulis Guterres, sebagaimana dilansir AP.
“Dampak dari guncangan yang semakin besar ini pada negara-negara berkembang semakin diperburuk oleh sistem keuangan global yang tidak adil yang bergantung pada analisis biaya-manfaat jangka pendek dan hak istimewa orang kaya atas orang miskin,” sambungnya.
Guterres menuturkan, langkah langsung harus diambil untuk mengakhiri darurat biaya hidup dan meningkatkan likuiditas di negara-negara berkembang.
Baca juga: KTT G20 Makin Dekat, Putin Masih Bimbang Datang atau Tidak
Dia turut mendesak G20 meninggalkan status quo dengan menyebutkan bahwa sistem PBB dan mitranya sudah mengusulkan stimulus untuk mengatasi kondisi pasar yang memburuk.
Sistem tersebut juga bertujuan untuk mempercepat realisasi tujuan pembangunan PBB tahun 2030 yang mencakup mengakhiri kemiskinan ekstrem, memastikan pendidikan yang berkualitas untuk semua anak, dan mencapai kesetaraan gender.
“Sekarang lebih dari sebelumnya. Kepemimpinan G20 diperlukan untuk mengarahkan dunia keluar dari krisis terdalamnya,” kata Guterres.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Kamis (13/10/2022) menegaskan pelaksanaan KTT G20 tidak boleh gagal karena hasil kerja dari forum itu ditunggu oleh masyarakat dunia.
Baca juga: Biden Tak Berniat Bertemu Putin di KTT G20, tapi...
Retno menuturkan, taruhannya terlalu besar jika G20 gagal karena menyangkut nasib dan kesejahteraan milliaran penduduk dunia terutama di negara berkembang, tambahnya.
Untuk itu, Indonesia terus mengajak negara anggota G20 untuk menunjukan tanggung jawab kepada dunia.
Menurut Retno, dunia sedang menghadapi berbagai krisis seperti pandemi Covid-19 yang belum tuntas, perang Ukraina, tensi geopolitik yang menajam serta juga krisis pangan, energi, dan keuangan.
G20 merupakan salah satu forum ekonomi dunia yang masih dapat bekerja merespons krisis global saat ini, sebagaimana dilansir VOA.
Baca juga: Rusia Pertimbangkan Pertemuan Putin-Biden di G20 Bali
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.