Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produk Pemutih Kulit Laku Keras di Kamerun, tapi Pembeli Menyesal

Kompas.com - 09/10/2022, 20:05 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

Gejala-gejala penderita

"Kami mendapati pasien yang mengeluhkan gejala terkait dengan depigmentasi kulit setiap hari," kata Alain Patrice Meledie Ndjong, dokter kulit di rumah sakit Douala.

Ini adalah "masalah kesehatan masyarakat", lanjutnya.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), produk pemutih kulit umumnya digunakan di banyak negara Afrika, Asia, dan Karibia oleh wanita dan pria, juga di populasi berkulit gelap Eropa dan Amerika Utara.

Produk pemutih kulit lainnya termasuk ramuan, tablet, bahkan suntikan.

Beberapa zat ketika tertelan dapat menyebabkan diabetes, obesitas, hipertensi, atau gagal ginjal maupun hati, Ndjong memperingatkan, ada juga dampak psikologis pada individu seperti kecemasan dan depresi.

Baca juga: Es Krim di China Tidak Meleleh Meski Dibakar, Publik Waswas

Terlepas dari cerita-cerita menakutkan tadi, pria dan wanita percaya bahwa mereka akan menjadi lebih cantik setelah menggunakan produk pemutih.

"Standar kecantikan yang dipromosikan oleh media, iklan, dan pemasaran memperkuat bias bahwa warna kulit yang lebih terang lebih diinginkan daripada warna kulit yang lebih gelap."

Sosiolog bernama Achille Pinghane Yonta dari Universitas Yaounde sependapat dengan analisis mengapa krim pemutih tetap populer.

"Ada keinginan dalam hati nurani kita untuk ingin terlihat seperti" populasi Barat, terangnya.

"Ini adalah praktik yang sangat lama. Bahkan dikatakan, di beberapa bagian negara, mahar wanita berkulit terang lebih tinggi daripada wanita berkulit gelap."

Pengguna produk bernama Pascaline Mbida mengaku merasakan perbedaannya.

"Saya perhatikan bahwa pria lebih tertarik pada wanita dengan kulit lebih terang dan saya mendapatkan konfirmasi ini ketika saya memutihkan kulit saya, saya tidak pernah mendapat begitu banyak perhatian sebelumnya," ucap Mbida.

Baca juga: Dipinjami Ponsel Ayahnya, Balita Ini Tak Sengaja Pesan Es Krim Senilai Rp 11 Juta

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com