Filipina Baru Buka Sekolah Tatap Muka di Tengah Pandemi, Ini Kebijakannya

AFP melaporkan banyak siswa di Filipina yang harus mengejar ketinggalan pembelajaran akibat pandemi Covid-19.

Bahkan sebelum pandemi, sembilan dari 10 anak Filipina "tidak dapat membaca teks sederhana dengan pemahaman" pada usia 10 tahun. Hal itu merujuk pada laporan yang dikeluarkan Bank Dunia dan lembaga lainnya baru-baru ini.

Hanya 10 negara yang lebih buruk dari Filipina, di antaranya yakni Afghanistan, Laos, Chad, dan Yaman.

Baca juga: Menlu AS Akan Bertemu Marcos Jr, Ingin Perkuat Aliansi dengan Filipina

Tangtangan sekolah tatap muka penuh

Setelah sekolah-sekolah Filipina ditutup, program "pembelajaran campuran" yang melibatkan kelas online, materi cetak, serta pelajaran yang disiarkan di televisi dan media sosial diperkenalkan.

Saat kelas tatap muka dilanjutkan di Filipina, masalah lama tetap menjadi perhatian. Ini termasuk ukuran kelas yang besar, metode pengajaran yang ketinggalan zaman, kemiskinan, dan kurangnya infrastruktur dasar -seperti toilet-.

Berbagai hal tersebut telah dipersalahkan sebagai penyebab krisis pendidikan di negara tersebut.

Guru sains Pedro Guevara, Ethel Tumanan (32) mengaku khawatir bahwa siswa telah melewatkan pembelajaran berharga selama dua tahun terakhir.

“Sebagai seorang guru, kami memang lebih memilih tatap muka, setidaknya kamilah yang bisa mengukur dan menilai di mana murid-murid kami berada,” jelas dia.

Menjelang pembukaan kembali ruang kelas, pemerintah Filipina telah meningkatkan upaya vaksinasi dan akan memberi siswa transportasi umum gratis hingga akhir tahun.

Pada Sabtu (20/8/2022), Pemerintah Filipina mulai membagikan bantuan tunai kepada siswa dan orang tua yang berjuang untuk menutupi biaya, yang menyebabkan kekacauan di luar pusat distribusi.

Di kota Zamboanga, 29 orang terluka ketika beberapa ribu orang mencoba menerobos gerbang sebuah sekolah menengah.

Baca juga: Mantan Presiden Filipina Fidel Ramos Meninggal di Usia 94 Tahun