Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peringatan Mantan Presiden Rusia: Insiden Nuklir Bisa Terjadi di Eropa

Kompas.com - 13/08/2022, 13:29 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

MOSKWA, KOMPAS.com - Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengeluarkan ancaman terselubung kepada sekutu Barat Ukraina yang menuduh Rusia menciptakan risiko bencana nuklir dengan menempatkan pasukan di sekitar pembangkit nuklir (PLTN) Zaporizhzhia Ukraina.

Ukraina menuduh Rusia menembaki kota-kota Ukraina dari lokasi tersebut dengan pengetahuan bahwa pasukan Ukraina tidak dapat mengambil risiko membalas tembakan.

Dikatakan bahwa Rusia telah menembaki daerah itu sendiri sambil menyalahkan Ukraina. Rusia mengatakan bahwa Ukraina yang telah menyerang pabrik tersebut.

“Mereka (Kyiv dan sekutunya) mengatakan itu adalah Rusia. Itu jelas 100 persen omong kosong, bahkan untuk publik Russophobic yang bodoh,” Medvedev, yang sekarang wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, menulis di saluran pesan instan Telegram pada Jumat (12/8/2022) dilansir dari Al Jazeera.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-169 Serangan Rusia Ke Ukraina: Rusia Tembakkan Roket ke PLTN Zaporizhzhia, H&M dan IKEA Jual Inventaris Terakhir di Rusia

Baca juga: 5 Bencana Nuklir Terbesar Sepanjang Sejarah

"Mereka mengatakan itu terjadi murni karena kecelakaan, seperti 'Kami tidak bermaksud'," tambahnya.

"Apa yang bisa kukatakan? Jangan lupa bahwa Uni Eropa juga memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir. Dan insiden juga bisa terjadi di sana.”

Kepala nuklir PBB memperingatkan Kamis (11/8/2022) malam bahwa aktivitas militer "sangat mengkhawatirkan" di pembangkit nuklir dapat menyebabkan konsekuensi berbahaya.

Dalam file foto yang diambil pada 27 April 2022 ini menunjukkan pemandangan umum pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, yang terletak di daerah Enerhodar yang dikuasai Rusia, dilihat dari Nikopol. AFP PHOTO/ED JONES Dalam file foto yang diambil pada 27 April 2022 ini menunjukkan pemandangan umum pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, yang terletak di daerah Enerhodar yang dikuasai Rusia, dilihat dari Nikopol.

Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional Rafael Grossi mendesak Rusia dan Ukraina, yang saling menyalahkan atas serangan di pembangkit itu, untuk segera mengizinkan para ahli nuklir menilai kerusakan dan mengevaluasi keselamatan dan keamanan di kompleks nuklir yang luas, di mana situasinya “telah memburuk dengan sangat cepat”.

Dia menyorot penembakan dan beberapa ledakan di Zaporizhzhia Jumat (5/8/2022) lalu yang memaksa penutupan transformator tenaga listrik dan dua transformator cadangan, memaksa satu reaktor nuklir ditutup.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-168 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Bentuk Formasi Pasukan Baru | Bahaya di PLTN Zaporizhzhia

Seruan demiliterisasi

Kyiv dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah menyerukan agar daerah itu didemiliterisasi, dan negara-negara ekonomi utama G7 mendesak Rusia untuk mengembalikannya ke Ukraina.

Tetapi legislator senior Rusia Leonid Slutsky, ketua Komite Urusan Luar Negeri majelis rendah, mengatakan gagasan mengembalikan pabrik ke kendali Ukraina adalah “penghinaan dari sudut pandang memastikan keamanan”.

"Dan semua pernyataan menteri luar negeri G7 untuk mendukung tuntutan mereka tidak lain adalah 'sponsor terorisme nuklir'," tambahnya di saluran Telegram-nya.

Dalam foto yang diambil dari video dan dirilis oleh Layanan Pers Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Minggu, 7 Agustus 2022, Sebuah fragmen roket setelah penembakan terlihat di dekat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia di wilayah di bawah kendali militer Rusia, Ukraina tenggara.RDMPS via AP PHOTO Dalam foto yang diambil dari video dan dirilis oleh Layanan Pers Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Minggu, 7 Agustus 2022, Sebuah fragmen roket setelah penembakan terlihat di dekat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia di wilayah di bawah kendali militer Rusia, Ukraina tenggara.

Rusia merebut pabrik Zaporizhzhia pada Maret setelah memulai invasi Ukraina pada 24 Februari, tetapi situs tersebut masih dioperasikan oleh staf Ukrainanya.

Kyiv mengatakan kompleks itu telah dihantam lima kali pada Kamis (11/8/2022), termasuk di dekat tempat penyimpanan bahan radioaktif.

Pejabat yang ditunjuk Rusia mengatakan Ukraina telah menembaki pabrik itu dua kali, dan mengganggu pergantian shift, menurut kantor berita milik negara Rusia TASS.

Baca juga: Ukraina Terkini: Rusia Berencana Hubungkan PLTN Zaporizhzhia ke Jaringan Listrik Crimea

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com