Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyanyian Pro-Putin Picu Kemarahan di Pertandingan Sepak Bola Turki

Kompas.com - 30/07/2022, 18:31 WIB
BBC News Indonesia,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

ANKARA, KOMPAS.com - Pejabat resmi Ukraina mengutuk tindakan para penggemar sepak bola Turki yang meneriakkan nama pemimpin Rusia Vladimir Putin pada pertandingan Liga Champions di Istanbul.

Ribuan pendukung tim sepak bola Fenerbahce bergabung dalam nyanyian "pro-Putin" setelah tim mereka kebobolan gol dari juara Ukraina, Dynamo Kyiv.

Duta Besar Ukraina untuk Turki Vasyl Bodnar mengatakan, insiden itu sangat menyedihkan baginya.

Baca juga: Video Pasukan Rusia Kebiri Pasukan Ukraina Disensor Twitter

Dynamo Kyiv memenangi pertandingan dengan hasil 2-1, setelah bermain imbang 0-0 di putaran pertama yang dilangsungkan di Polandia karena invasi Rusia.

"Kami tidak akan pernah mengerti kata-kata dukungan untuk pembunuh dan agresor Rusia yang dengan sengaja membunuh warga Ukraina dan menghancurkan negara kami," tulis Bodnar di Facebook. "Bahkan sepak bola, yang sangat dicintai di Turki, ada batasnya."

Penyelenggara kompetisi UEFA mengatakan kepada BBC bahwa mereka telah membuka penyelidikan atas insiden tersebut.

Nyanyian itu tampaknya dipicu setelah gelandang Dynamo Kyiv, Vitaliy Buyalskyi, merayakan keunggulan timnya dengan membuat gerakan elang dengan tangan, yang diyakini beberapa penggemar adalah bentuk isyarat kepada rival bebuyutan Fenerbahce, Besiktas.

Baca juga: Nyanyian Vladimir Putin Bergemuruh di Stadion Turkiye Kala Tim Ukraina Bertandang

Usai pertandingan, pelatih kepala Dynamo Kyiv Mircea Lucescu mengatakan kepada wartawan bahwa sepak bola tidak dapat menerima perilaku para penggemar.

"Saya tidak menyangka nyanyian seperti itu. Sangat disayangkan," tambahnya.

Lucescu, mantan manajer tim nasional Turki, kemudian menolak untuk menghadiri konferensi pers pasca-pertandingan sebagai bentuk protes atas tindakan para penggemar.

Fenerbahce mengatakan, tindakan para penggemar tidak mewakili klub atau sikap perusahaan dengan cara apa pun.

Baca juga: Amber Heard Ungguli Putin dalam Daftar Orang Paling Dibenci 2021

"Kami sekali lagi mengingatkan publik tentang sikap kami bahwa olahraga dan politik harus selalu dipisahkan satu sama lain," bunyi sebuah pernyataan.

Insiden itu memicu kegaduhan di media sosial, dengan beberapa warganet mengatakan, klub-klub Turki harus dilarang dari kompetisi Eropa.

Kejadian itu datang beberapa pekan sebelum kembalinya liga papan atas sepakbola Ukraina pada 23 Agustus. Liga Premier Ukraina tidak berjalan setelah invasi Rusia pada bulan Februari, yang membuatnya tidak aman untuk dilanjutkan.

"Menyelenggarakan kompetisi sepak bola selama perang bukan hanya tentang olahraga," kata Andriy Pavelko, Presiden FA Ukraina, kepada wartawan.

Baca juga: Bantah Rumor Penyakit Putin, CIA: Dia Sangat Sehat

Format yang tepat dari kompetisi ini belum dapat dikonfirmasi, tetapi diharapkan permainan akan dimainkan secara tertutup di wilayah Kyiv dan kota-kota lain di barat.

Hanya dua tim dari jadwal musim lalu, yaitu Desna Chernihiv dan FC Mariupol, yang mengumumkan bahwa mereka tidak akan dapat ambil bagian.

Infrastruktur mereka hancur, dengan Mariupol saat ini berada di bawah pendudukan Rusia setelah pengepungan yang berkepanjangan.

Baca juga: Bertemu Erdogan, Putin Tampak Canggung dan Tak Sabar

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com