Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Sesumbar Mampu Ciptakan Bom Nuklir, tapi Belum Membuatnya

Kompas.com - 18/07/2022, 08:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

TEHERAN, KOMPAS.com – Teheran secara teknis mampu membuat bom nuklir, tetapi sampai sekarang belum memutuskan untuk menciptakannya.

Klaim tersebut disampaikan seorang penasihat senior Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, Kamal Kharrazi, kepada Al Jazeera pada Minggu (17/7/2022).

“Dalam beberapa hari kami dapat memperkaya uranium hingga 60 persen dan kami dapat dengan mudah menghasilkan 90 persen uranium yang diperkaya,” ujar Kharrazi.

Baca juga: Iran Sebut AS Memicu Ketegangan Pasca-Biden Kunjungi Saudi

“Iran memiliki sarana teknis untuk memproduksi bom nuklir, tetapi belum ada keputusan oleh Iran untuk membuatnya,” sambung Kharrazi, sebagaimana dilansir Reuters.

Pada 2015, Iran menandatangani kesepakatan dengan enam negara besar, termasuk AS, untuk membatasi program nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi ekonomi.

Pada 2018, Presiden AS kala itu, Donald Trump, secara sepihak menarik Washington keluar dari kesepakatan nuklir tersebut.

Baca juga: Terkait Nuklir Iran, AS dan Israel Sepakat Teken Deklarasi Yerusalem

Trump kala itu beralasan, kesepakatan tersebut tidaklah cukup mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir. Tak hanya itu, Trump menjatuhi Iran dengan sanksi secara bertubi-tubi.

Sejak saat itu, Iran langsung meningkatkan beberapa kegiatan nuklirnya.

Iran telah lama membantah bahwa pihaknya sengaja menciptakan senjata nuklir. Teheran mengatakan, pihaknya memurnikan uranium hanya untuk penggunaan energi sipil.

Baca juga: Kunjungi Israel, Biden Tegaskan Sikap AS soal Nuklir Iran

Iran menambahkan, pelanggarannya terhadap kesepakatan nuklir dapat dibalikkan jika AS mencabut sanksi dan bergabung kembali dengan pakta tersebut.

Pembicaraan tidak langsung antara Iran dan AS, yang bertujuan untuk membawa Washington dan Teheran kembali mematuhi kesepakatan nuklir, telah terhenti sejak Maret.

Kharrazi berujar, Teheran tidak akan pernah bernegosiasi mengenai program rudal dan kebijakan regionalnya, seperti yang diminta oleh Barat dan sekutunya di Timur Tengah.

Baca juga: Biden: AS Bisa Ambil Tindakan Keras Melawan Iran atas Pengembangan Senjata Nuklirnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com