Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Shinzo Abe: Melihat Kembali Warisan Perdana Menteri Terlama Jepang

Kompas.com - 09/07/2022, 07:15 WIB
BBC News Indonesia,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

Kenyataan ini dan berbagai perlambatan lain menimbulkan pertanyaan akan keefektifan pendekatan ekonominya.

Popularitasn Abe semakin merosot karena kekhawatiran publik atas caranya menangani pandemi Covid-19.

Para kritikus mengatakan programnya yang mendukung pariwisata domestik berkontribusi dalam kenaikan kasus terinfeksi.

Mereka juga menuduh janji-janji lain dalam Abenomics - seperti memberdayakan pekerja perempuan, memberantas nepotisme, dan mengubah budaya kerja yang tidak sehat - tak terpenuhi.

Di kancah internasional, ia dikenal karena keberhasilannya mempertahankan Kerja Sama Trans-Pasifik, perjanjian perdagangan besar antara 11 negara, bersama negara-negara lain, setelah AS mundur mendadak di bawah pemerintahan Trump.

Baca juga: Video Detik-detik Mantan PM Jepang Ditembak dari Belakang, Shinzo Abe Dikhawatirkan Tewas

Pengunduran diri dan kematian

Pengumuman pengunduran diri Abe pada 28 Agustus 2020, meninggalkan konflik internal di LDP karena ia menolak menunjuk penggantinya.

Pada akhirnya, ia digantikan oleh Yoshihide Suga, politisi veteran dan anggota kabinet sejak lama.

Namun Abe terus memiliki kekuasaan besar pada politik dalam negeri Jepang, bahkan setelah Suga digantikan oleh perdana menteri yang sekarang, Fumio Kishida.

Pada Kamis 8 Juli 2022, Abe sedang melakukan kampanye politik di kota sebelah selatan Jepang, Nara, untuk mendukung seorang kandidat partai dalam pemilu majelis tinggi Jepang.

Dia sedang menyampaikan pidato ketika seseorang menembaknya - pria berusia 41 tahun yang diyakini mantan anggota Pasukan Pertahanan, lembaga seperti angkatan laut di Jepang.

Abe dikatakan masih tersadar saat dilarikan ke rumah sakit, namun kemudian meninggal dunia karena luka-luka yang dideritanya.

Baca juga: PM Jepang Kishida Ungkap Kondisi Terkini Shinzo Abe Setelah Ditembak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com