Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/07/2022, 14:33 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP,NHK

NARA, KOMPAS.com - Sejumlah video yang menunjukkan saat-saat sebelum Shinzo Abe mantan PM Jepang ditembak beredar di media sosial.

Mantan PM Jepang Abe ditembak saat berpidato dalam acara kampanye pada Jumat (8/7/2022) di kota Nara sekitar pukul 11.30 waktu setempat.

Setelah kena tembakan di punggung, mantan PM Jepang selama dua periode itu langsung jatuh dan dilarikan ke rumah sakit. Kondisinya sekarang henti jantung dan dia dikhawatirkan tewas.

Baca juga: Mantan PM Jepang Shinzo Abe Dikhawatirkan Tewas Setelah Ditembak

Dikutip dari kantor berita AFP, para saksi di lokasi mantan PM Jepang ditembak mengungkapkan betapa syoknya mereka.

"Dia (Abe) sedang berpidato dan seorang pria datang dari belakang," kata seorang perempuan muda kepada media Jepang NHK.

"Tembakan pertama terdengar seperti bazoka mainan. Dia tidak jatuh dan ada suara ledakan besar. Tembakan kedua lebih terlihat, Anda bisa lihat percikan dan asap," tambahnya.

"Setelah tembakan kedua, orang-orang mengelilinginya dan memberinya pijatan jantung."

Foto-foto dan keterangan para saksi menunjukkan Abe berdarah dari leher. Ia awalnya sadar tetapi kemudian pingsan, menurut laporan NHK.

Menurut Departemen Pemadam Kebakaran, Shinzo Abe mantan PM Jepang ditembak di punggung. Ia mengalami luka dan pendarahan di sisi kanan lehernya, serta pendarahan subkutan di dada kirinya. Keadaannya kini henti jantung.

Istilah henti jantung sering digunakan di Jepang untuk menunjukkan tidak ada tanda-tanda vital, dan umumnya mendahului sertifikasi formal kematian oleh koroner.

Baca juga:

Polisi telah menangkap pelaku penembakan di Jepang ini, dan mengungkap identitas serta motifnya. Pelaku tidak melarikan diri setelah mantan PM Jepang Abe ditembak.

Dikutip dari NHK, pelaku bernama Tetsuya Yamagami (41) yang tinggal di kota Nara. Ia dikenakan tuduhan percobaan pembunuhan.

Adapun motif Tetsuya Yamagami menembak Shinzo Abe adalah tidak puas dengan eks PM Jepang itu dan hendak membunuhnya.

Seorang pejabat Kementerian Pertahanan Jepang berujar, senjata yang dipakai pelaku tampaknya buatan tangan. Pelaku pernah bekerja untuk Pasukan Bela Diri Maritim selama tiga tahun hingga sekitar 2005.

Dikutip dari kantor berita AFP, Pasukan Bela Diri Maritim termasuk dalam bagian Angkatan Laut Jepang.

Seorang pejabat dari cabang lokal Partai Demokrat Liberal yang dipimpin Abe mengatakan, tidak ada ancaman sebelum insiden dan pidatonya diumumkan secara terbuka.

Shinzo Abe adalah perdana menteri terlama di Jepang, menjabat pada 2006-2007 kemudian 2012-2020 sebelum terpaksa mundur karena sakit radang usus.

Haluan politik Shinzo Abe adalah konservatif hawkish yang mendorong revisi konstitusi pasifis Jepang untuk mengakui militer negara itu, dan tetap menjadi politisi terkemuka meski sudah mundur sebagai perdana menteri.

Baca juga: Mantan PM Jepang Shinzo Abe Dilaporkan Ditembak dengan Shotgun

Kasus PM Jepang ditembak sangat jarang terjadi. Insiden serupa terakhir kemungkinan pada 1960 saat Inejiro Asanuma pemimpin Partai Sosialis ditikam pemuda sayap kanan, menurut Corey Wallace asisten profesor di Universitas Kanagawa yang berfokus pada politik Jepang, ketika dihubungi AFP.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP,NHK
Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Kabar Harimau Berkeliaran Bikin Warga Kelantan Malaysia Tak Berani Keluar Rumah Malam Hari

Kabar Harimau Berkeliaran Bikin Warga Kelantan Malaysia Tak Berani Keluar Rumah Malam Hari

Global
Iran Perintahkan AS Bayar Rp 771 Triliun atas Tewasnya Jenderal Qasem Soleimani

Iran Perintahkan AS Bayar Rp 771 Triliun atas Tewasnya Jenderal Qasem Soleimani

Global
Restoran Jepang Unik, Pengunjung Membayar untuk Ditampar Pelayan Berkimono Sebelum Makan

Restoran Jepang Unik, Pengunjung Membayar untuk Ditampar Pelayan Berkimono Sebelum Makan

Global
Sejarah Kudeta Muenchen, Kegagalan Hitler yang Jadi Awal Kebangkitan Nazi

Sejarah Kudeta Muenchen, Kegagalan Hitler yang Jadi Awal Kebangkitan Nazi

Internasional
48 Drone Rusia Rancangan Iran Serang Ukraina dari Selatan dan Crimea

48 Drone Rusia Rancangan Iran Serang Ukraina dari Selatan dan Crimea

Global
Belanda Kembalikan Artefak Era Kolonial ke Sri Lanka

Belanda Kembalikan Artefak Era Kolonial ke Sri Lanka

Global
Uni Eropa Larang Pemusnahan Pakaian Tak Terjual

Uni Eropa Larang Pemusnahan Pakaian Tak Terjual

Global
UNICEF: 1 dari 5 Anak di Negara Kaya Hidup dalam Kemiskinan

UNICEF: 1 dari 5 Anak di Negara Kaya Hidup dalam Kemiskinan

Global
Biden Tuduh Hamas Perkosa Perempuan Israel, Hamas: Itu Upaya Penyesatan Opini Publik

Biden Tuduh Hamas Perkosa Perempuan Israel, Hamas: Itu Upaya Penyesatan Opini Publik

Global
6 Desember, Hari Santo Nicholas yang Dikenal sebagai Sinterklas

6 Desember, Hari Santo Nicholas yang Dikenal sebagai Sinterklas

Internasional
PBB Terima Laporan Kekerasan Seksual Hamas pada Perempuan Israel

PBB Terima Laporan Kekerasan Seksual Hamas pada Perempuan Israel

Global
Punya Rp 882,2 Miliar di Rekening, 4 Pejabat Thailand Dipecat karena Kaya Tak Wajar

Punya Rp 882,2 Miliar di Rekening, 4 Pejabat Thailand Dipecat karena Kaya Tak Wajar

Global
BBM Langka di Yangon Myanmar, Puluhan Kendaraan Antre di SPBU

BBM Langka di Yangon Myanmar, Puluhan Kendaraan Antre di SPBU

Global
Biden: Kalau Trump Tak Maju ke Pilpres AS 2024, Saya Mungkin Juga Tidak

Biden: Kalau Trump Tak Maju ke Pilpres AS 2024, Saya Mungkin Juga Tidak

Global
Tantangan di Natuna Utara: Potensi Konflik Reklamasi Pulau Vietnam

Tantangan di Natuna Utara: Potensi Konflik Reklamasi Pulau Vietnam

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com