Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jannus TH Siahaan
Doktor Sosiologi

Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.

Durasi Perang Rusia Vs Ukraina Masih Panjang

Kompas.com - 13/06/2022, 10:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Secara substantif dalam kaitan konflik dengan Ukraina, Putin sebenarnya tidak sendiri. China masih bersama Rusia, sekalipun China tidak memperlihatkan dukungan secara terbuka atas invasi Rusia ke Ukraina.

Di permukaan, China mendukung diplomasi damai antara kedua negara. Namun, China jelas sekali menentang suplai senjata dari dunia Barat ke Ukraina, yang berpotensi memperpanjang rentang waktu peperangan.

Tendensi tersebut dengan jelas bisa dibaca dari pernyataan Menteri Pertahanan (Menhan) China baru-baru ini di Singapura.

Menhan China Wei Fenghe menyatakan dukungannya untuk negosiasi perdamaian agar perang Rusia dan Ukraina segera berakhir.

Dikutip dari Al Jazeera, Minggu (12/6/2022), mewakili pemerintah Beijing, dia mengungkapkan kesedihannya atas peristiwa yang menimpa masyarakat Ukraina.

Sehingga dia mendukung penuh segera dilakukannya pembicaraan kesepakatan damai antara Moskow dan Kiev.

Namun di samping itu, dia juga mengatakan dengan tegas bahwa China menentang bantuan penyediaan senjata dari Barat ke Ukraina serta dijatuhkannya sanksi terhadap Rusia.

“Apa akar penyebab krisis ini? Siapa dalang di balik ini? Siapa yang paling rugi dan siapa yang paling banyak mendapatkan keuntungan? Siapa yang mempromosikan perdamaian dan siapa yang menambahkan bahan bakar ke api sehingga krisis berkelanjutan? Saya pikir kita semua tahu jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini,” kata Fenghe dalam dialog di Hotel Shangri-La, Singapura seperti dilansir dari Al Jazeera.

Dari pernyataan Menteri Pertahanan China itu jelas terasa bahwa China menuntut dunia Barat untuk melakukan introspeksi.

Pihak yang dianggap sebagai penyebab perang, sebagaimana dipertanyakan Wei Fenghe, tak lain tak bukan adalah dunia Barat sendiri.

Secara teknis, tentu Uni Eropa (EU) dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang sangat berambisi melakukan pelebaran sayap ke negara-negara bekas Uni Soviet yang menjadi "backyard"(halaman belakang) Rusia.

Jadi, meskipun mendukung ditempuhnya pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina, China secara substansial memosisikan dirinya sebagai pihak yang tidak sepakat dengan "kelakuan" dunia Barat atas Rusia selama ini, terutama strategi "containment" dan "encircling" Rusia yang diterapkan NATO dan EU.

Sikap China yang terkesan mendua tentu sangat bisa dipahami. China memang sudah tak bisa lagi dilepaskan dari tatanan ekonomi global yang telah dibangun oleh dunia Barat.

Pembesaran ekonomi negeri Panda sejak 1978 memang karena keputusan China untuk terlibat di dalam Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), yang membuat China menjadi negara eksportir terbesar di dunia di satu sisi dan negara penerima investasi asing kelas wahid di Asia di sisi lain.

China tentu tak mau kehilangan manfaat dan peran tersebut. Tapi secara geopolitik, China tetaplah bukan bagian dari Barat, bukan bagian dari kongsi demokrasi yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com