Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tentara Sri Lanka Evakuasi Mantan Perdana Menteri dari Kediamannya yang Dikepung Massa

Kompas.com - 10/05/2022, 17:29 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

COLOMBO, KOMPAS.com - Pasukan bersenjata berat mengevakuasi Perdana Menteri Sri Lanka Mahinda Rajapaksa dari kediaman resminya di Kolombo, setelah ribuan pengunjuk rasa menerobos gerbang utama.

Para pengunjuk rasa yang memaksa masuk ke kediaman resmi Temple Trees milik perdana menteri, kemudian berusaha menyerbu gedung utama berlantai dua pada Selasa (10/5/2022) di mana Rajapaksa bersembunyi bersama keluarga dekatnya.

Baca juga: Kerusuhan di Sri Lanka Berlanjut, Pihak Berwenang Terbitkan Perintah Tembak di Tempat

"Setelah operasi sebelum fajar, mantan PM dan keluarganya dievakuasi ke tempat yang aman oleh tentara," kata seorang pejabat tinggi keamanan kepada kantor berita AFP.

“Setidaknya 10 bom bensin dilemparkan ke dalam kompleks.”

Evakuasi Rajapaksa ke lokasi yang dirahasiakan, terjadi setelah satu hari protes dengan kekerasan yang menewaskan lima orang dan hampir 200 orang terluka.

Parahnya kerusuhan menandai kejatuhan seketika dari pria yang telah mendominasi politik Sri Lanka selama hampir 20 tahun itu.

Dilansir dari Al Jazeera, pejabat keamanan mengatakan polisi terus menembakkan gas air mata dan melepaskan tembakan peringatan ke udara untuk menahan pengunjuk rasa di ketiga pintu masuk ke gedung era kolonial, simbol utama kekuasaan negara.

Di tempat lain, lusinan properti yang terkait dengan loyalis Rajapaksa dibakar dan massa menyerang museum Rajapaksa yang kontroversial di desa leluhur keluarga di selatan pulau itu, rata dengan tanah, kata polisi.

Baca juga: Massa Bakar Beberapa Rumah Milik Keluarga Presiden Sri Lanka hingga Anggota Parlemen

Dua patung lilin orang tua Rajapaksa juga dihancurkan.

Lonjakan kekerasan yang tiba-tiba terjadi meskipun ada jam malam dan status darurat nasional yang diberlakukan pada Jumat (6/5/2022).

Perintah darurat dari Presiden Gotabaya Rajapaksa, adik laki-laki perdana menteri yang akan keluar, memberikan kekuatan besar kepada militer di tengah tuntutan vokal agar dia mundur karena krisis ekonomi yang semakin dalam di negara itu.

Para pengunjuk rasa dan pemimpin agama Sri Lanka menyalahkan mantan perdana menteri, karena menghasut pendukung keluarganya untuk menyerang pengunjuk rasa lain yang tidak bersenjata pada Senin (9/5/2022) dan memicu kekerasan.

Baca juga: Demo Sri Lanka Memburuk: Anggota Parlemen Tewas, Perdana Menteri Mundur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com