Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

POPULER GLOBAL: Sri Mulyani Tanggapi Aksi Boikot G20 | Kenapa Al Quran Dibakar di Swedia

Kompas.com - 22/04/2022, 05:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Berita tentang G20 dan aksi boikot yang dipimpin AS jadi berita paling banyak dibaca di kanal Global Kamis (21/4/2022).

Lalu ada pula berita tentang pembakaran Al Quran di Swedia, disusul berita-berita lain yang tak kalah menarik.

Berikut rangkumannya.

Baca juga: Lailatul Qadar dan Sejarah Awal Turunnya Ayat Al Quran

1. AS Pimpin Aksi Boikot atas Rusia di Pertemuan G20, Begini Tanggapan Sri Mulyani

Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen memimpin aksi “walkout” sekelompok kepala keuangan multinasional pada Rabu (20/4/2022), saat para pejabat Rusia berbicara selama pertemuan G20, dalam protes terbaru Barat atas invasi Rusia ke Ukraina.

Namun Indonesia yang mengetuai G20 tahun ini optimis aksi itu tak mengganggu pembahasan pada substansi agenda.

Serangan Rusia ke Ukraina membayangi pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari negara-negara paling maju di dunia G20. Agenda ini adalah yang pertama sejak Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi pada akhir Februari.

Baca selengkapnya di sini.

Baca juga: Perusahaan Ini Berhasi Sulap Kotoran Manusia Jadi Bahan Bakar

2. Kenapa Al Quran Dibakar di Swedia dan Siapa Rasmus Paludan, Ini Kronologi Kasusnya

Keributan dan bentrokan pecah di beberapa kota Swedia sejak Kamis (14/4/2022) setelah kelompok sayap kanan dan anti-Islam Denmark menggelar aksi pembakaran Al Quran di beberapa kota.

Pada Minggu (17/4/2022), aparat berwenang mengatakan tiga orang terluka setelah terkena peluru polisi selama bentrokan. Perhatian kini tertuju kepada Rasmus Paludan, seorang pria Denmark-Swedia yang menggalang kelompok itu.

Pada 2017, pria 40 tahun itu mendirikan gerakan sayap kanan Denmark, Stram Kurs atau Garis Keras, yang menyuarakan agenda anti-imigran dan anti-Islam.

Baca selengkapnya di sini.

Baca juga: Ibu Hamil Ikut Rebutan Giveaway Rp 33 Juta, Jatuh lalu Terinjak-injak

3. Turki: Ada Sekutu NATO yang Ingin Perang di Ukraina Lebih Lama untuk Melemahkan Rusia

Turki menuduh beberapa sekutu NATO-nya menginginkan perang di Ukraina berlangsung lebih lama untuk melemahkan Rusia.

"Ada negara-negara di dalam NATO yang ingin perang berlanjut," kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu kepada CNN Turk dalam sebuah wawancara dilansir dari AFP pada Rabu (20/4/2022).

"Mereka ingin Rusia menjadi lebih lemah," kata Cavusoglu, saat pembicaraan antara Ukraina dan Rusia tampaknya terhenti setelah pertemuan tatap muka terakhir di Istanbul bulan lalu.

Mereka telah dijadwalkan untuk melanjutkan pembicaraan secara online. Dia tidak menyebut negara mana pun secara langsung.

Baca selengkapnya di sini.

Baca juga: Warga Singapura Bisa Clubbing Lagi Setelah 2 Tahun, tapi Wajib Antigen dan Pakai Masker

4. Rangkuman Hari Ke-56 Serangan Rusia ke Ukraina, Ultimatum Ketiga Rusia Diabaikan Mariupol, Jerman Hentikan Pengiriman Senjata

Militer Vladimir Putin terus melakukan serangan di kota-kota timur Ukraina terus pada hari ke-56 serangan Rusia ke Ukraina.

Sementara itu tim penyelamat bekerja di sebuah bangunan tempat tinggal yang rusak di Mariupol.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-55 Serangan Rusia ke Ukraina, Moskwa Pastikan Hadiri Agenda G20, 1.260 Target Diserang dalam Semalam

Lebih dari 5 juta orang telah meninggalkan Ukraina sejak pasukan Rusia menyerbu negara itu pada 24 Februari, menurut angka dari badan pengungsi PBB (UNHCR).

Baca selengkapnya di sini.

Baca juga: Pemimpin Jerman, Portugal, dan Spanyol Minta Warga Perancis Pilih Macron

5. Rusia Uji Coba Rudal Balistik Antarbenua Baru, Putin Kirim Peringatan untuk Barat

Militer Rusia mengatakan pihaknya berhasil melakukan uji coba pertama rudal balistik antarbenua baru pada Rabu (20/4/2022).

Presiden Vladimir Putin mengatakan senjata terbaru ini akan membuat Barat "berpikir dua kali" sebelum menyembunyikan niat agresif apa pun terhadap Rusia.

Baca juga: Putin Klaim Pasukan Rusia Berhasil Taklukkan Mariupol

Uji peluncuran rudal Sarmat dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara Moskwa dan Barat, atas serangan Rusia ke Ukraina. Ini juga menonjolkan penekanan Kremlin pada kekuatan nuklir negara itu.

Baca selengkapnya di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com