Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Al Quran Dibakar di Swedia dan Siapa Rasmus Paludan, Ini Kronologi Kasusnya

Kompas.com - 21/04/2022, 12:01 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

STOCKHOLM, KOMPAS.com - Keributan dan bentrokan pecah di beberapa kota Swedia sejak Kamis (14/4/2022) setelah kelompok sayap kanan dan anti-Islam Denmark menggelar aksi pembakaran Al Quran di beberapa kota.

Pada Minggu (17/4/2022), aparat berwenang mengatakan tiga orang terluka setelah terkena peluru polisi selama bentrokan. Perhatian kini tertuju kepada Rasmus Paludan, seorang pria Denmark-Swedia yang menggalang kelompok itu.

Pada 2017, pria 40 tahun itu mendirikan gerakan sayap kanan Denmark, Stram Kurs atau Garis Keras, yang menyuarakan agenda anti-imigran dan anti-Islam.

Baca juga: Pemimpin Partai Sayap Kanan Swedia Bakar Al Quran, Kerusuhan Pecah

Pada Kamis (14/4/2022) dan Jumat (15/4/2022) lalu, kelompok tersebut menyiarkan secara langsung video streaming Paludan membakar Al Quran di berbagai kota di Swedia dan berencana terus menggelar aksi serupa. Dia dikenal sering melakukan aksi seperti itu.

Paludan diketahui berniat mencalonkan diri dalam pemilu legislatif Swedia September mendatang, tetapi masih belum memiliki jumlah dukungan yang diperlukan untuk mengamankan pencalonannya itu, ungkap AFP.

Paludan sedang menjalani "tur" di Swedia. Dia mengunjungi kawasan-kawasan dengan populasi Muslim yang besar, tempat dia ingin membakar kitab suci Al Quran.

Siapa Rasmus Paludan?

Paludan dikenal sebagai seorang pengacara dan YouTuber dan diketahui pernah dihukum karena kasus penghinaan rasial.

Rasmus Paludan, Pemimpin Partai Stram Kurs, saat menghadiri debat TV terakhir yang disiarkan di Stasiun Pusat Kopenhagen sebelum pemilihan Rabu pada 4 Juni 2019 di Kopenhagen, Denmark.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Rasmus Paludan, Pemimpin Partai Stram Kurs, saat menghadiri debat TV terakhir yang disiarkan di Stasiun Pusat Kopenhagen sebelum pemilihan Rabu pada 4 Juni 2019 di Kopenhagen, Denmark.
Pada tahun 2019, ia membakar Al Quran dan akunnya diblokir selama sebulan oleh Facebook setelah memuat unggahan yang mengaitkan kebijakan imigrasi dan kriminalitas.

Pada November 2020, Paludan ditangkap di Perancis dan dideportasi.

Lima aktivis lainnya ditangkap di Belgia tak lama setelah itu, dituduh ingin "menyebarkan kebencian" dengan membakar Al Quran di Brussels.

Pada 2020 pula dia dilarang masuk ke Swedia selama dua tahun terkait aksi pembakaran Al Quran di Malmo.

Pada Sabtu lalu (18/4/2022), salah satu demonstrasinya dipaksa pindah dari distrik Landskrona ke tempat parkir terpencil di Malmo selatan, tetapi sebuah mobil mencoba menerobos barikade penghalang.

Pengemudinya ditangkap dan Paludan kemudian membakar Al Quran. Aksi itu juga dilakukan Paludan hari Kamis sebelumnya di sebuah alun-alun di Kota Linkoping, mengabaikan protes dari sejumlah orang yang lewat.

Baca juga: Rasmus Paludan, Pelaku Pembakaran Al Quran di Swedia, Pemimpin Partai Stram Kurs

Polisi dan personel ambulans membawa seorang pria terluka yang tertembak di kaki saat kerusuhan di Norrkoping, Swedia pada 17 April 2022.AFP/GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Polisi dan personel ambulans membawa seorang pria terluka yang tertembak di kaki saat kerusuhan di Norrkoping, Swedia pada 17 April 2022.
Tur Paludan dan kelompoknya itu telah memicu beberapa bentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa yang kontra dengannya di penjuru Swedia dalam beberapa hari terakhir.

Pada hari Kamis dan Jumat lalu, sekitar 12 petugas polisi terluka dalam bentrokan tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com