Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Tentara Ukraina di Luhansk: Rusia Cuma Andalkan Artileri, Kami Lebih Cerdik

Kompas.com - 08/04/2022, 20:55 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

LUHANSK, KOMPAS.com - Suara dentuman artileri Rusia semakin keras saat kami melaju ke posisi garis depan Ukraina di Luhansk. Gemuruh meriam diselingi dengan rentetan tembakan senjata ringan.

Kami berada dalam jarak 500 meter dari posisi pasukan Rusia.

Ini mungkin konflik di abad ke-21 tetapi, dengan jaringan paritnya, terkadang terasa lebih seperti di medan Perang Dunia Pertama pada awal abad ke-20.

Baca juga: Rusia Akui Alami Kerugian Signifikan, Beri Sinyal Akhiri Operasi dalam Waktu Dekat

Serangan militer Rusia di Ukraina timur sudah semakin intensif. Anda dapat melihatnya dalam antrean panjang lalu lintas yang melaju ke barat, wilayah yang relatif aman.

Anda dapat merasakannya di jalan-jalan yang sepi saat berkendara melewati kota-kota besar dan kecil di wilayah Donbass; dan Anda dapat mendengar meningkatnya suara artileri Rusia.

Rusia mengerahkan lebih banyak pasukan dari utara ke timur Ukraina. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pertempuran di Luhansk dan Donetsk--yang sebagian sudah dikuasai oleh separatis dukungan Rusia.

Di sana, Rusia akan mengambil keuntungan dari jalur pasok yang lebih pendek. Itu yang menjadi masalah dalam serangan yang gagal ke ibu kota Kyiv.

Jaringan parit pertahanan Ukraina membuat kesan seperti berada di medan Perang Dunia Pertama.BBC INDONESIA Jaringan parit pertahanan Ukraina membuat kesan seperti berada di medan Perang Dunia Pertama.
Rusia dan milisi sekutunya sekarang menguasai sekitar 90 persen Luhansk dan lebih dari setengah Donetsk--jantung industri Ukraina di masa lalu. Asap mengepul melintasi lanskap yang sudah dirusak oleh pertambangan dan pabrik.

Tentara Ukraina telah berperang di sini selama delapan tahun terakhir. Unit mereka ini termasuk beberapa pasukan yang paling tangguh di negara itu.

Para pejabat Barat mengatakan pasukan Ukraina yang ditempatkan di Donbass adalah unit yang paling terlatih dan punya peralatan lengkap.

Saat serangan Rusia dilancarkan dari utara, timur dan selatan, ada bahaya yang nyata bahwa mereka akan segera dikepung.

Di kawasan itu Ukraina kalah banyak dari Rusia.

Tapi mereka siap bertarung dengan membuat parit-parit pertahanan. Saat kami melakukan perjalanan ke timur menuju garis depan, kami melihat posisi pertahanan baru dan parit-parit sedang digali.

Baca juga: 9 Mei Disebut jadi Batas Waktu Rusia Kuasai Timur Ukraina, Mengapa?

Kendaraan termpur Rusia di Luhansk.REUTERS via BBC INDONESIA Kendaraan termpur Rusia di Luhansk.
Anatoly, seorang tentara berusia 52 tahun, mengintip melalui periskop dari paritnya untuk melihat posisi Rusia. Dia mengatakan kepada saya, "Saya melihat orang Rusia, mereka terlihat seperti saya."

Tentara Ukraina merebut artileri Rusia, yang tadinya dipakai untuk menghantam kota-kota di timur.REUTERS via BBC INDONESIA Tentara Ukraina merebut artileri Rusia, yang tadinya dipakai untuk menghantam kota-kota di timur.
Tapi dia siap untuk bertahan. Dia berujar, "Jika mereka mencoba untuk mengambil posisi kami, saya akan membunuh mereka. Jika saya tidak membunuh mereka, mereka akan membunuh saya. Ini adalah aturan perang."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com