Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Parlemen AS Bergerak Incar Cadangan Emas Putin Usai Hantaman Sanksi Tak Hentikan Serangan Rusia ke Ukraina

Kompas.com - 12/03/2022, 13:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada Kamis (10/3/2022) memperingatkan pejabat AS dan sekutu di Eropa sedang mempertimbangkan sanksi baru terhadap Rusia.

"Pada titik ini, kami tidak melihat Rusia mundur dari perang mengerikan yang mereka mulai, invasi tak beralasan ke tanah air Ukraina," kata Yellen dalam acara Washington Post Live.

“Faktanya, kekejaman yang mereka lakukan terhadap warga sipil tampaknya semakin intensif. Jadi, tentu tepat bagi kami untuk bekerja sama dengan sekutu dengan mempertimbangkan sanksi lebih lanjut.”

Pejabat Gedung Putih tidak menanggapi pertanyaan tentang apakah pemerintah mendukung RUU emas bipartisan.

Putin 'terpojok'

King, anggota Komite Intelijen Senat, berpendapat bahwa Putin telah membuat "serangkaian salah perhitungan" dengan Ukraina, termasuk meremehkan persatuan Barat dan dampak sanksi.

"Kami memberitahu dia bahwa ini (serangan balik) akan datang," kata King. "Saya tidak tahu apakah dia tidak percaya atau tidak dinasihati, tapi saya cukup yakin dia tidak mengantisipasi keganasan sanksi."

Baca juga: Saat Presiden Zelensky Minta Para Ibu dari Tentara Rusia Cegah Anaknya Dikirim ke Perang di Ukraina...

King mengatakan Putin "menghancurkan dua negara: Rusia dan Ukraina."

"Dia terpojok. Dia sudah kalah dalam perang ini," kata King. "Bahkan jika dia memenangkan pertempuran jangka pendek dengan merebut Kyiv, tidak mungkin dia bisa menahan Ukraina dan menyerap Ukraina ke Rusia, karena dia menciptakan kebencian terhadap Rusia dan dirinya sendiri yang akan bertahan selama satu generasi."

Di antara konsekuensi ekonomi: Lusinan merek besar Barat menjauhkan diri dari Moskwa. Mulai dari McDonald's, General Electric ke Goldman Sachs dan PayPal menangguhkan beberapa atau semua operasi mereka di Rusia.

King mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan Barat yang tidak mundur dari Rusia harus bertanya pada diri mereka sendiri, apakah mereka benar-benar ingin dikaitkan dengan "rezim brutal yang membom rumah sakit."

"Ada risiko reputasi yang signifikan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com