KYIV, KOMPAS.com - Ukraina menolak tawaran Moskwa untuk membuat koridor kemanusiaan dari beberapa kota yang dibombardir pada Senin (7/3/2022), setelah diketahui bahwa rute keluar akan membawa pengungsi ke Rusia atau Belarus.
Usulan Rusia tentang perjalanan yang aman bagi orang-orang dari Kharkiv, Kyiv, Mariupol. dan Sumy datang setelah warga sipil Ukraina yang ketakutan mendapat kecaman dalam upaya gencatan senjata yang gagal sebelumnya.
Kekerasan terus berkecamuk di hari ke-12 perang Rusia Ukraina, bahkan ketika putaran ketiga perundingan perdamaian hendak dimulai dan para menteri luar negeri Rusia maupun Ukraina direncana bertemu di Turki akhir pekan ini.
Baca juga: Berjarak 8 Km dari Kiev, Kota Irpin Sedang Dibom Hebat Rusia, Tidak Ada Koridor Evakuasi
PBB melihat Invasi Rusia telah mendorong lebih dari 1,5 juta orang melintasi perbatasan Ukraina.
PBB menyebut fenomena ini sebagai krisis pengungsi yang tumbuh paling cepat di Eropa sejak Perang Dunia II dan memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas.
Sanksi internasional yang dimaksudkan untuk menghukum Moskwa nyatanya tidak banyak membantu memperlambat invasi, dan Amerika Serikat (AS) mengatakan sekarang sedang membahas larangan impor minyak Rusia dengan Eropa.
Harga minyak melonjak mendekati level tertinggi 14 tahun karena perkembangan sementara pasar saham jatuh.
Ketika tekanan internasional meningkat atas pemandangan mengerikan warga sipil yang diserang saat melarikan diri, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan rencana untuk koridor kemanusiaan dan mengatakan gencatan senjata telah dimulai pada 0700 GMT.
Baca juga: Perancis Bantah Macron Minta Putin Bangun Koridor Evakuasi Warga Ukraina ke Rusia dan Belarus
Tetapi, beberapa rute evakuasi diketahui mengarah ke Rusia atau sekutunya Belarus, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang keselamatan mereka yang mungkin mengikutinya.
"Ini bukan pilihan yang dapat diterima," kata Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk.
Sementara itu, Negosiator Rusia pada pembicaraan damai, Vladimir Medinsky, menuduh Ukraina melakukan "kejahatan perang" dengan memblokir koridor evakuasi atau koridor kemanusiaan yang digagas oleh Rusia.
"Para nasionalis (Ukraina) yang telah merebut posisi di kota-kota terus menahan warga sipil di sana," kata Vladimir Medinsky kepada televisi pemerintah Rusia, dikutip dari AFP.
Dia menuduh Kyiv menggunakan warga sipil sebagai "perisai manusia" dan mengatakan bahwa "ini tidak diragukan lagi adalah kejahatan perang."
Tepat setelah 1300 GMT, badan-badan Rusia melaporkan bahwa delegasi Ukraina tiba di perbatasan Polandia-Belarus untuk putaran ketiga pembicaraan.
Medinsky mengatakan bahwa dalam pembicaraan itu, pihak Rusia akan mencoba lagi dengan pihak Ukraina untuk membahas pengoperasian koridor kemanusiaan yang Moskwa janjikan.
Baca juga: Ukraina Bantah Diskriminasi Pelajar Asing dalam Upaya Evakuasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.