“Jadi ada prosesnya dijelaskan kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, kalau enggak bisa lewat pesawat, nanti (evakuasi) lewat darat. Kami dievakuasi ke negara terdekat yang ada KBRI kita juga. Nanti diberangkatkan ke Indonesia,” tambahnya.
Baca juga: Ancaman Invasi Rusia Makin Besar, Staf OSCE di Ukraina Timur Mulai Pergi
Benni bercerita, di kota tempat tinggalnya sekarang, pemerintah setempat juga telah memberi informasi soal langkah antisipasi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, dalam hal ini adanya invasi Rusia.
Dia mengaku sudah diberi map atau peta berisi jalur evakuasi jika terjadi pengeboman atau hal lain yang berbahaya.
Salah satu tempat yang diarahkan untuk dituju adalah bungker.
“Kami sudah kasih intruksi ke mana kami harus pergi, kayak ke bunker mana. Ada bunker khusus di setiap tempat di daerah kota kami, ada bungker untuk tempat berlindung,” ungkap Benni.
Dia saat itu bercerita jika dirinya sempat berhubungan dengan WNI lain di Ukraina yang tinggal di dekat wilayah perbatasan atau daerah konflik.
Baca juga: Para Staf AS Tinggalkan Ukraina Timur di Tengah Ancaman Invasi Rusia
Berdasarkan pengakuan dari rekannya, dia menyebut, kondisi di dekat perbatasan masih terpantau seperti biasa.
Di mana, pasar-pasar masih buka dan ramai. Begitu juga dengan restoran dan klub-klub malam.
“Jadi enggak panik. Walapun mereka tetap waspada. Masih menjalankan aktivitas seperti biasa. Jadi mungkin berita (soal Ukraina) memanas, memang memanas. Tapi hanya di perbatasan saja sejauh ini. Tidak semua wialayah Ukraina,” jelas dia.
Benni menyatakan yang bisa dilakukannya sekarang adalah tetap menjalankan aktivitas sehari-hari seperti biasanya sampil terus waspada dan memantau kabar terbaru dari media dan KBRI Kiev soal ketegangan yang terjadi antara Ukraina dan Rusia.
“Mudah-mudahan enggak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kami berharap begitu saja. Semoga aman-aman saja,” harap Benni.
Baca juga: Maskapai Belanda KLM Tangguhkan Semua Penerbangan ke Ukraina
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.