Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suhu Tertinggi di Kawasan Kutub Utara Cetak Rekor, Lebih Panas dari Jakarta

Kompas.com - 16/12/2021, 23:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Suhu tertinggi Arktika di kawasan Kutub Utara yang mencapai 38 derajat Celsius telah memecahkan rekor sekaligus menggaungkan bel peringatan mengenai perubahan iklim Bumi.

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) memverifikasi rekor ini pada Selasa (14/12/2021) dengan merujuk pada catatan suhu di Kota Verkhoyansk, Siberia, Rusia, pada 20 Juni 2020.

Catatan suhu itu 18 derajat Celsius lebih tinggi dari rata-rata temperatur maksimum di kawasan tersebut pada periode Juni.

Baca juga: Veto Rusia dalam Resolusi PBB tentang Perubahan Iklim Dianggap Kontroversial

WMO, yang bernaung di bawah PBB, mengatakan panas ekstrem ini lebih pas dengan kawasan Mediterania ketimbang Arktika.

Ini adalah pertama kali organisasi itu memasukkan kawasan Lingkar Arktika dalam arsip laporan cuaca ekstrem.

WMO mengatakan temperatur 38 derajat Celsius diukur di stasiun meteorologi saat gelombang panas Siberia yang luar biasa dan berkepanjangan.

Sebagai gambaran, suhu 38 derajat Celsius lebih tinggi dari suhu di Jakarta dan Surabaya pada Juni 2021 dan pada Rabu (15/12/2021) berdasarkan catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Tahun lalu, gelombang panas ekstrem di kawasan Siberia berkontribusi pada kebakaran hutan yang menyebar di hutan dan lahan gambut belahan utara Rusia. Rangkaian kebakaran itu melepaskan karbon dalam jumlah yang mencatat rekor.

Baca juga: Cek Klaim Keliru soal Perubahan Iklim yang Viral di Media Sosial

Suhu tinggi dan angin kencang menambah parah rangkaian kebakaran tersebut.

Dampak suhu tinggi di Siberia juga menyebabkan hilangnya es laut yang masif serta menyebabkan 2020 sebagai satu dari tiga tahun terhangat, menurut WMO.

Lembaga itu mengatakan, verifikasi pada catatan suhu Verkhoyansk menyoroti betapa temperatur meningkat di kawasan yang iklimnya sangat penting bagi dunia.

"Rekor baru Arktika ini adalah satu dari serangkaian pemantauan yang dilaporkan WMO pada arsip Iklim dan Cuaca Ekstrem. Ini membunyikan bel peringatan pada iklim kita yang berubah," kata Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas.

Taalas mengemukakan kepada BBC, melelehnya es dan salju di kawasan Arktika bagian Rusia meningkatkan pemanasan.

Baca juga: Kriris Iklim Rupanya Tak Surutkan Dahaga Batu Bara

"Hal ini banyak disebabkan perubahan elemen radiasi tanah dan lautan. Begitu kita punya tutupan salju, elemen radiasi permukaan sangat berbeda dari tanah hitam atau lautan terbuka," jelasnya.

Menurut WMO, Lingkar Arktika telah dimasukkan dalam arsip Cuaca dan Iklim Ekstrem Dunia pada kategori baru, yakni suhu tinggi di kawasan tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com