Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemanasan Global Sebabkan Semakin Banyak Badai di Atlantik Utara

Kompas.com - 06/12/2021, 12:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Ilmuwan iklim mengungkapkan bahwa pemanasan global menyebabkan semakin seringnya badai di Atlantik Utara.

Ahli meteorologi di Massachusetts Institute of Technology Kerry Emanuel mengatakan, dia melakukan tiga permodelan iklim yang berbeda.

Permodelan tersebut dia lakukan untuk menjawab pertanyaan apakah badai semakin sering terjadi dalam tempo 150 tahun terakhir.

Baca juga: AS Sentil Indonesia dan Negara Lain Serius Atasi Pemanasan Global

Hasil? Jumlah badai Atlantik, terutama badai besar, memang menjadi lebih sering terjadi sebagaimana dilansir Reuters, Sabtu (4/12/2021).

Menurut studinya tersebut, peningkatan badai di Atlantik Utara itu tak lepas dari meningkatnya suhu bumi.

Temuan itu cukup konsisten dengan catatan badai yang terlihat oleh penerbangan dan satelit, dan sebelumnya dari darat atau kapal.

Masih belum jelas mengapa peningkatan badai tersebut hanya terjadi di Atlantik, yang merupakan sekitar 12 persen dari siklon tropis dunia.

Baca juga: KTT G20 di Italia Sukses, Sepakat Atasi Pemanasan Global

Pasalnya, permodelan lain yang dia gunakan tidak menunjukkan peningkatan serupa untuk daerah rawan badai lainnya seperti Pasifik Timur atau Teluk Benggala.

Emanuel mengatakan, salah satu penjelasan yang bisa memberikan jawaban adalah kemungkinan perubahan arus laut karena pemanasan global.

Namun, dia menambahkan bahwa kemungkinan ada faktor lain selain pemanasan global dan perubahan iklim yang menyebabkan meningkatnya jumlah badai di Atlantik Utara.

Karena badai Atlantik lebih sering terjadi, maka akan menyebabkan banyak kerusakan di daerah pantai.

Baca juga: AS dan UE Sepakat untuk Kurangi Emisi Gas Metana Penyabab Pemanasan Global

Tahun ini, Badai Ida yang melanda Louisiana AS pada Agustus menewaskan hampir 100 orang di AS dan membuat kerusakan dengan kerugian sekitar 64 miliar dollar AS.

Selain meningkatkan jumlah badai, pemanasan global dan perubahan iklim juga membuat badai lebih lama berada di daratan.

"Ada lebih banyak ketidakpastian tentang tren jumlah siklon tropis," kata Michael Mann, ilmuwan iklim di Pennsylvania State University yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

Tetapi bukti ilmiah menunjukkan adanya perubahan badai menjadi semakin kuat dan merusak, kata Mann.

“Ini akan terus meningkat, selama kita terus menghangatkan planet ini melalui pembakaran bahan bakar fosil dan polusi,” sambungnya.

Baca juga: Tak Hanya Pemanasan Global, Ini 5 Penyebab Banjir Eropa 2021 Sangat Parah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com