WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) sepakat untuk mengurangi emisi gas metana yang membuat pemanasan global sepertiga pada akhir dekade ini.
Pakta AS dan UE terjadi menjelang pertemuan puncak dunia di Glasgow, Skotlandia pada November, yang akan membahas cara untuk mengatasi perubahan iklim dunia akibat pemanasan global, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Selasa (14/9/2021).
Pakta AS dan UE diharapkan dapat mendorong efek signifikan terhadap sejumlah industri yang bertanggungjawab menghasilkan sebagian besar emisi metana di dunia, contohnya industri energi, agrikultur, pengolahan limbah.
Baca juga: 2 Juta Orang di Dunia Meninggal akibat Bencana, Makin Parah karena Perubahan Iklim
Gas metana adalah penyebab terbesar dari perubahan iklim dunia setelah karbon dioksida. Emisi gas metana ini mendapatkan pengawasan lebih ketat ketika pemerintah dunia mencari solusi untuk mengurangi pemanasan global.
Dunia melalui perjanjian iklim Paris telah menargetkan untuk mengurangi pemanasan global hingga sebesar 1,5 Celcius.
Dalam upaya untuk mengawali penerapan perjanjian iklim Paris inilah, AS dan UE pada akhir pekan ini membuat pakta bersama "Global Methane Pledge" untuk mengurangi emisi metana setidaknya 30 persen yang disebabkan oleh manusia pada 2030.
Baca juga: Biden Setujui Jutaan Hektar Lahan untuk Eksplorasi Migas, Kemunduran Perlawanan Perubahan Iklim
"Masa hidup metana di atmosfer bumi pendek, sehingga dengan bertindak cepat sekarang dapat mengurangi tingkat pemanasan global," demikian kutipan dari draft Global Methane Pledge yang dilihat oleh Reuters.
Dalam sebuah dokumen terpisah, mencantumkan lebih dari 20 negara yang akan diminta AS dan UE bergabung dalam pakta untuk mengurangi emisi gas metana.
Puluhan negara yang disebutkan termasuk penghasil besar emisi gas metana, seperti China, Rusia, India, Brasil, dan Arab Saudi. Ada juga negara lainnya, seperti Norwegia, Qatar, Inggris, Selandia Baru, dan Afrika Selatan.
Kementerian Luar Negeri AS menolak berkomentar, Komisi Eropa juga tidak segera menanggapi permintaan komentar atas dokumen tersebut.
Baca juga: Setelah Kuasai Afghanistan, Taliban Janjikan untuk Atasi Perubahan Iklim dan Keamanan Global Bersama
Para pemimpin dunia yang menuju ke Glasglow berada di bawah tekanan dari para ilmuwan, pendukung lingkungan, sentimen populer yang berkembang, agar mereka berkomitmen lebih ambisius untuk menangai pemanasan global.
Gas metana disebutkan memiliki potensi membuat perangkap panas yang lebih tinggi dari pada karbon dioksida, tetapi gas metana ini dapat terurai di atmosfer lebih cepat.
Sehingga "pengurangan yang besar-besar, cepat, dan berkelanjutan" terhadap emisi gas metana dapat berdampak positif pada pencegahan perubahan iklim dengan cepat.
Hal itu adalah fakta yang ditekankan oleh Panel Anterpemerintah dalam sebuah laporan tentang Perubahan Iklim pada bulan lalu.
Para ahli mengatakan bahwa pengendalian terhadap industri bahan bakar fosil, berpotensi besar untuk mengurangi emisi gas metana dalam dekade ini.
Baca juga: Mengenang 3 Tahun Aksi Greta Thunberg Protes Perubahan Iklim