Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transisi Energi di Eropa Terhambat Minimnya Bahan Baku

Kompas.com - 01/12/2021, 13:32 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

China bukan satu-satunya negara yang memberlakukan pembatasan ekspor. "Meskipun pembatasan ekspor adalah ilegal menurut aturan WTO, itu tetap terjadi," kata Javorcik. Ekonom yang berbasis di London ini menjelaskan bahwa ikatan internasional yang kuat adalah kunci agar pasar bahan baku yang minim ini bisa tetap berfungsi dengan baik.

Selain hubungan rumit antara AS dan China, ketegangan juga mungkin muncul sebagai konsekuensi dari upaya UE untuk menghindari kebocoran karbon. Ini memicu perilaku perusahaan untuk memindahkan produksi mereka yang intensif karbon ke luar negeri tempat mereka mungkin menemukan standar yang lebih longgar.

Baca juga: Pembiayaan Energi Terbarukan Butuh Dukungan Kebijakan Nyata Pemerintah

Opsi dan alternatif bagi UE

Sejumlah institusi di UE juga tengah mengerjakan beberapa program untuk mendukung penciptaan rantai pasokan lokal yang digerakkan oleh pasar untuk produksi baterai.

Awal bulan ini, perusahaan Neo Performance Materials asal Kanada mengumumkan rencana investasi pada tanah jarang di Estonia. Pemasok bahan canggih ini juga berencana memproduksi magnet permanen pada 2024.

Terlepas dari investasi baru-baru ini, UE masih bergantung pada impor logam tanah jarang, dan baterai. Namun blok ini kuat di sektor energi angin.

"Sekitar 99 persen turbin angin yang dipasang di Eropa diproduksi di benua ini. Karena perusahaan-perusahaan Eropa memimpin di bidang ini, kita dapat menetapkan standar teknologi internasional," kata Alexander Vandenberghe, manajer penelitian dan inovasi di Association Wind Europe. Ia menambahkan bahwa turbin angin tidak akan berubah drastis dalam beberapa tahun ke depan.

Karena itu, kebutuhan industri angin untuk bahan baku kritis dapat direncanakan sebelumnya, dan ini menciptakan kepastian di sektor pertambangan. Namun di sisi lain, industri angin UE sangat bergantung pada impor tanah jarang. Kenaikan harga yang drastis dapat memperlambat ekspansi sektor ini.

Selama lima tahun ke depan, sektor angin Eropa kemungkinan akan menderita meskipun ada produksi dalam negeri. "Harga bahan baku yang tinggi saat ini mempersulit perusahaan energi angin di Eropa," Manajer Komunikasi Wind Europe, Christoph Zipf.

Baca juga: Pengembangan PLTN Stagnan, Energi Terbarukan Justru Meningkat Pesat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com