Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akui Hancurkan Satelit, Rusia Bantah Bahayakan Stasiun Luar Angkasa

Kompas.com - 17/11/2021, 09:39 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com – Rusia pada Selasa (16/11/2021) mengaku telah menghancurkan salah satu satelitnya.

Namun, Moskwa membantah tuduhan AS bahwa uji coba tersebut membahayakan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) sebagaimana dilansir The National.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pihaknya berhasil melakukan tes dan wahana ruang angkasa Rusia Tselina-D, yang telah mengorbit sejak 1982, berhasil dihancurkan.

Baca juga: Uji Coba Rudal Anti-satelit Rusia Tuai Kecaman, Bahayakan Stasiun Luar Angkasa

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, mengatakan uji coba itu menggunakan sistem menjanjikan yang "secara akurat" mengenai sasarannya.

“Fragmen-fragmen yang terbentuk tidak menimbulkan ancaman bagi aktivitas luar angkasa,” kata Shoigu kepada kantor berita Rusia.

Pada Senin (15/11/2021) Amerika Serikat (AS) mengecam Rusia karena melakukan uji coba rudal anti-satelit yang membahayakan awak ISS.

Puing-puingnya juga dinilai bisa menjadi bahaya di luar angkasa selama bertahun-tahun.

Setelah insiden terjadi, awak ISS yang beranggotakan tujuh orang diarahkan berlindung di kapsul pesawat selama dua jam sebagai tindakan pencegahan, agar memungkinkan mereka melarikan diri dengan cepat jika diperlukan.

Baca juga: Uji Coba Rudal Rusia Ledakkan Satelit Sendiri, Puing-puingnya Jadi Bahaya di Luar Angkasa

Ketujuh awak ISS tersebut terdiri atas empat astronot AS, satu astronot Jerman, dan dua kosmonot Rusia.

ISS terus melewati atau berada di dekat puing-puing setiap 90 menit. Para ahli NASA kemudian memutuskan aman bagi kru untuk kembali ke dalam stasiun setelah putaran ketiga.

Para pejabat AS mengatakan, mereka tidak diberitahu sebelumnya tentang uji coba rudal anti-satelit tersebut. Uji coba rudal anti-satelit tersebut menghasilkan 1.500 keping puing orbit.

“Hari ini, Federasi Rusia secara sembrono melakukan uji coba penembakan rudal anti-satelit terhadap salah satu satelitnya sendiri,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price, Senin.

“Uji coba rudal sejauh ini telah menghasilkan lebih dari 1.500 puing orbital yang dapat dilacak dan ratusan ribu keping puing orbital yang lebih kecil yang sekarang mengancam kepentingan semua negara,” terang Price.

Baca juga: AS Geram Rusia Tembakkan Rudal Anti-satelit yang Bahayakan Stasiun Luar Angkasa

Price mengatakan bahaya dari puing-puing satelit yang diledakkan rudal Rusia masih jauh dari selesai.

Pada Selasa, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan bahwa uji coba rudal anti-satelit oleh Rusia tersebut ceroboh.

"Ini telah menciptakan banyak puing. Ini adalah tindakan ceroboh dari Rusia," kata Stoltenberg sebagaimana dilansir Reuters.

Selain NATO, Kementerian Luar Negeri Perancis dan angkatan bersenjata Perancis dalam sebuah pernyataan bersama mengutuk uji coba rudal anti-satelit yang dilakukan Rusia.

“Ini tidak stabil, tidak bertanggung jawab dan kemungkinan memiliki konsekuensi untuk waktu yang sangat lama di lingkungan luar angkasa dan untuk semua aktor di luar angkasa,” bunyi pernyataan bersama itu.

Baca juga: AS Pasang Rudal Dark Eagle di Jerman, Mampu Hancurkan Moskwa dalam 21 Menit

Munafik

Ilustrasi ISS. Foto yang dirilis NASA pada November 2018, memperlihatkan stasiun luar angkasa internasional (ISS) yang mengorbit Bumi.AFP PHOTO / HANDOUT / NASA Ilustrasi ISS. Foto yang dirilis NASA pada November 2018, memperlihatkan stasiun luar angkasa internasional (ISS) yang mengorbit Bumi.

Militer Rusia mengatakan, pihaknya melakukan kegiatan yang terencana untuk memperkuat kemampuan pertahanannya dan membantah bahwa uji coba itu berbahaya.

“AS tahu pasti bahwa fragmen yang dihasilkan, dalam hal waktu uji dan parameter orbital, tidak dan tidak akan menimbulkan ancaman bagi stasiun orbital, pesawat ruang angkasa, dan aktivitas luar angkasa,” kata militer Rusia.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov juga membantah bahwa Moskwa telah membahayakan ISS.

“Untuk menyatakan bahwa Federasi Rusia menciptakan risiko di luar angkasa, setidaknya, adalah kemunafikan," kata Lavrov di Moskwa.

Dia menambahkan, tidak ada fakta di balik klaim AS tersebut.

Baca juga: Iran Luncurkan Rudal Torpedo dalam Latihan Militer untuk Hadapi Barat dan Sekutunya

Sebelumnya, badan antariksa Rusia, Roscosmos, melaporkan bahwa sistem peringatan untuk situasi berbahaya terus memantau situasi untuk mencegah dan menangkal semua kemungkinan ancaman terhadap keselamatan ISS dan awaknya.

“Bagi kami, prioritas utama adalah dan tetap memastikan keselamatan para awak tanpa syarat,” kata Roscosmos.

Direktur Jenderal Roscosmos Dmitry Rogozin mengaku melakukan panggilan telepon secara mendetai dengan Administrator NASA Bill Nelson pada Selasa malam.

“Singkatnya, kami bergerak maju, memastikan keselamatan kru kami di ISS dan membuat rencana bersama,” kata Rogozin di Twitter.

Baca juga: India Uji Coba Rudal Balistik Agni-5 dengan Jarak Tempuh 5.000 Km

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com