Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nepal Perkenalkan Gender Ketiga dalam Sensus Penduduk

Kompas.com - 30/09/2021, 06:13 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

KATHMANDU, KOMPAS.com – Untuk kali pertama, Nepal memperkenalkan adanya gender ketiga dalam sensusnya.

Sejak Sabtu (25/9/2021), petugas-petugas dari Biro Pusat Statistik Nepal mulai mengunjungi rumah-rumah di seluruh penjuru negara berpenduduk 30 juta jiwa tersebut.

Dalam pelaksanaan sensus, responden diberi pilihan untuk memilih “others” atau “lainnya” selain “laki-laki” dan “perempuan” di kategori gender.

Baca juga: Kisah Sadis Tragedi Pembantaian Anggota Kerajaan Nepal 2001

Nepal merupakan negara di Asia Selatan yang memiliki beberapa undang-undang paling progresif tentang homoseksualitas dan hak-hak transgender.

Negara di Himalaya tersebut melakukan reformasi penting pada 2007 yang melarang diskriminasi gender atau orientasi seksual sebagaimana dilansir AFP, Rabu (29/9/2021).

Sebelumnya, kategori gender ketiga untuk dokumen kewarganegaraan diperkenalkan pada 2013. Nepal lantas memulai mengeluarkan paspor dengan kategori "lainnya" dua tahun kemudian.

Namun, kaum gay, transgender, dan kelompok aktivis berujar, komunitas LGTBQ di Nepal masih menghadapi diskriminasi, terutama untuk pekerjaan, kesehatan, dan pendidikan.

Baca juga: Varian Baru Covid-19 Diduga Muncul di Nepal, Lebih Berbahaya dan Kebal Vaksin?

Aktivis LGBTQ mengatakan, kurangnya data telah menghambat akses yang menjadi hak mereka.

“Ketika ada data setelah sensus, kami dapat menggunakannya sebagai bukti untuk melobi hak-hak kami,” kata Presiden Blue Diamond Society Pinky Gurung.

“Kami dapat mengajukan tuntutan secara proporsional dengan ukuran populasi kami,” sambung Gurung.

Namun, beberapa aktivis mengatakan hasil dari sensus kemungkinan masih bekum maksimal. Pasalnya, dari sekitar 70 pertanyaan sensus, hanya ada satu yang terkait dengan gender.

Baca juga: Covid-19 Nepal Makin Mengkhawatirkan, China Hentikan Pendakian ke Gunung Everest

Rukshana Kapali, seorang transpuan sekaligus aktivis menuturkan, sensus itu bermasalah dan tidak dapat menangkap data sebenarnya dari komunitas LGBTQ di Nepal.

Kelompok hak asasi, mengatakan, di masa lalu kaum LGBTQ juga takut untuk mengidentifikasi diri mereka. Tetapi mereka mendorong mereka untuk lebih terbuka kali ini.

“Kami menghitung populasi dengan kategori 'lainnya' sebagai bagian dari komitmen kami terhadap kesetaraan gender,” kata Direktur Bagian Kependudukan Biro Pusat Statistik Nepal Dhundi Raj Lamicchane kepada AFP.

“Kami telah bekerja dengan anggota organisasi LGBTQ kali ini dan berharap untuk hasil yang lebih reflektif untuk diterbitkan,” sambung Lamicchane.

Baca juga: Covid-19 Nepal, Pendaki Gunung Everest Didesak Bawa Turun Tabung Oksigen Bekas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com