Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi Terkemuka China: Australia Akan Jadi Target Perang Nuklir

Kompas.com - 21/09/2021, 22:19 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

BEIJING, KOMPAS.com - Akademisi terkemuka China di Beijing memperingatkan Australia sekarang menjadi target 'perang nuklir', akibat kesepakatan kapal selam bertenaga nuklirnya dengan Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

Victor Gao membuat ancaman terselubung bahwa pakta AUKUS (Australia, Inggris, AS) yang diumumkan pekan lalu adalah “pelanggaran berat hukum internasional”.

Baca juga: PBB Peringatkan Korea Utara Memulai Kembali Program Nuklir dengan Kecepatan Penuh

Akademisi yang pernah menjadi penerjemah pemimpin komunis Deng Xiaoping itu, menyatakan kesepakatan AUKUS akan memiliki konsekuensi mendalam untuk Australia yang disebutnya “tidak berotak”.

“Berbekal kapal selam nuklir, Australia sendiri akan menjadi target kemungkinan serangan nuklir di masa depan,” kata wakil presiden lembaga Think Tank Center for China and Globalization kepada ABC China Tonight.

“Anda tidak perlu tahu siapa itu (yang menyerang). Saat yang menentukan adalah jika Australia akan dipersenjatai dengan kapal selam nuklir untuk diproduksi secara lokal di Australia,” kata dia.

Sebab menurutnya, dengan begitu Australia berarti akan kehilangan hak istimewa untuk tidak menjadi sasaran senjata nuklir dari negara lain, dan itu harus menjadi peringatan bagi semua warga Australia.

“Apakah Anda benar-benar ingin menjadi target dalam kemungkinan perang nuklir atau Anda ingin bebas dari ancaman nuklir?”

Komentar itu muncul menyusul cercaan lainnya dari birokrat Partai Komunis dalam beberapa hari terakhir, yang khawatir ambisi China mendominasi lautan Indo-Pasifik mendapat perlawanan dari musuh demokratis.

Baca juga: Korut Sebut Pakta Keamanan AS-Inggris-Australia Picu Perlombaan Senjata Nuklir

Setelah negosiasi rahasia dengan rekan-rekannya di Inggris dan AS, Perdana Menteri Scott Morrison pekan lalu mengumumkan kesepakatan untuk delapan kapal selam bertenaga nuklir, yang membuat marah China.

Desain dan biaya yang tepat dari kapal selam Australia belum diungkapkan. Tapi dilaporkan kapal selam nuklir kelas Virginia AS masing-masing berharga sekitar 4,5 miliar dollar AS (Rp 64 triliun) dan kelas Astute Inggris masing-masing 2,6 miliar dollar AS (Rp 37 triliun).

Ketika ditekan oleh jurnalis ABC Stan Grant tentang mengapa Australia akan menjadi target nuklir, mengingat kapal selam hanya bertenaga nuklir dan tidak akan membawa hulu ledak nuklir, Gao hanya mengulangi ancamannya.

"Apa pun yang Anda lakukan akan memiliki konsekuensi, dan ini adalah konsekuensi yang paling dalam," katanya.

“Dan Australia dan Amerika Serikat dan Inggris dituduh melanggar Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir, yang merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional. Dan itu akan memiliki konsekuensi.”

Nada agresifnya ini menjadi senada dengan Partai Komunis yang pernah dibimbing oleh filosofi Deng Xiaoping: “Sembunyikan kekuatanmu, tunggu waktumu.”

Baca juga: Kapal Selam Bertenaga Nuklir Jadi Prioritas Tangkal China di Indo-Pasifik

Dalam beberapa tahun terakhir, setelah Xi Jinping menghapus batas masa jabatan pada 2018 untuk menyatakan dirinya sebagai Presiden seumur hidup, negara otoriter ini menjadi semakin agresif baik dalam tindakan maupun retorika mereka.

China dengan cepat meningkatkan ukuran armada angkatan lautnya sendiri. Termasuk dengan kapal selam bertenaga nuklir, dan dengan memiliterisasi pulau-pulau buatan di wilayah yang disengketakan di Laut China Selatan, yang bertentangan dengan hukum internasional.

Rezim totaliter juga telah membasmi juru kampanye demokrasi di Hong Kong dan bersumpah untuk mencaplok Taiwan dengan paksa.

Serangan para diplomat 'Prajurit Serigala' Beijing terhadap kesepakatan AUKUS pun dilihat sebagai ancam terhadap ambisi Presiden Xi, untuk menjadikan China sebagai kekuatan angkatan laut yang dominan di Indo-Pasifik.

Gao mengecam hubungan dekat militer Canberra dengan Washington, mengeklaim Australia memiliki “perjanjian darah” dengan AS.

“Jika Amerika Serikat menembakkan satu tembakan, Anda orang Australia tidak akan punya pilihan selain bertarung bersama,” katanya.

“Di Afghanistan, di Korea, di Irak, di mana pun Amerika menemukan diri mereka dalam perang - orang Australia berada di pihak Amerika, seolah-olah orang Australia tidak memiliki kekuatan otak yang tersisa - seolah-olah Anda hanya memiliki otot.”

Baca juga: Bantu Australia Bangun Kapal Selam Bertenaga Nuklir, AS: Tak Cari Konflik dengan China

Gao melanjutkan untuk memperingatkan bahwa Taiwan adalah 'bagian dari China' dan mengecam pembawa acara ABC karena merujuk pada 'invasi'.

Menurutnya, penyatuan kembali Taiwan akan terjadi dengan cara damai yang lebih disukai, dan dengan cara non-damai jika perlu.

"Tidak ada negara yang bisa menghalangi misi reunifikasi nasional China.

'Jika pemerintah Australia ingin menghalangi itu, jadilah tamu saya - Anda akan melihat apa konsekuensinya bagi Australia.'

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kalah Gugatan, McDonald's Harus Ganti Nama Chicken Big Mac di Eropa

Kalah Gugatan, McDonald's Harus Ganti Nama Chicken Big Mac di Eropa

Global
Rangkuman Hari Ke-835 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Penuhi Kriteria Gabung UE | Rusia Anggap Perancis Siap Ikut Perang

Rangkuman Hari Ke-835 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Penuhi Kriteria Gabung UE | Rusia Anggap Perancis Siap Ikut Perang

Global
Anak Usia 2,5 Tahun di Australia Positif Flu Burung H5N1, Sempat Masuk ICU

Anak Usia 2,5 Tahun di Australia Positif Flu Burung H5N1, Sempat Masuk ICU

Global
Serangan Israel Tewaskan Wali Kota Nuseirat Gaza Saat Cek Pompa Air untuk Penduduk

Serangan Israel Tewaskan Wali Kota Nuseirat Gaza Saat Cek Pompa Air untuk Penduduk

Global
Muncul Laporan Benny Gantz Akan Umumkan Mundur dari Kabinet Perang Israel

Muncul Laporan Benny Gantz Akan Umumkan Mundur dari Kabinet Perang Israel

Global
PBB Masukkan Israel ke Daftar Pelaku Pelanggaran terhadap Anak-anak

PBB Masukkan Israel ke Daftar Pelaku Pelanggaran terhadap Anak-anak

Global
Lagi, Israel Serang Sekolah yang Dikelola UNRWA di Gaza

Lagi, Israel Serang Sekolah yang Dikelola UNRWA di Gaza

Global
PM Denmark Frederiksen Dipukul Seorang Pria di Kultorvet Kopenhagen

PM Denmark Frederiksen Dipukul Seorang Pria di Kultorvet Kopenhagen

Global
[POPULER GLOBAL] Wukuf di Arafah 16 Juni | Youtuber Tembaki Lamborghini

[POPULER GLOBAL] Wukuf di Arafah 16 Juni | Youtuber Tembaki Lamborghini

Global
Hong Kong Tangkap 3 Orang yang Hina Lagu Kebangsaan China

Hong Kong Tangkap 3 Orang yang Hina Lagu Kebangsaan China

Global
Terjadi Tiap Hari, Situasi Mengerikan di Gaza Seolah Dianggap Biasa...

Terjadi Tiap Hari, Situasi Mengerikan di Gaza Seolah Dianggap Biasa...

Global
Sapi yang Terinfeksi Flu Burung Dilaporkan Mati di 5 Negara Bagian AS

Sapi yang Terinfeksi Flu Burung Dilaporkan Mati di 5 Negara Bagian AS

Global
Jepang Akan Bangun Pagar Anti-Turis di Sudut Pandang Gunung Fuji

Jepang Akan Bangun Pagar Anti-Turis di Sudut Pandang Gunung Fuji

Global
Tingkat Kepercayaan Rakyat Ukraina terhadap Zelensky Berada di Titik Terendah, Ada Apa?

Tingkat Kepercayaan Rakyat Ukraina terhadap Zelensky Berada di Titik Terendah, Ada Apa?

Global
Dampak Ketegangan Hezbollah-Israel bagi Lebanon

Dampak Ketegangan Hezbollah-Israel bagi Lebanon

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com