Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden Setujui Jutaan Hektar Lahan untuk Eksplorasi Migas, Kemunduran Perlawanan Perubahan Iklim

Kompas.com - 01/09/2021, 13:04 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Pemerintahan Presiden AS Joe Biden mengumumkan rencana membuka lebih dari 32 juta hektar di Teluk Meksiko untuk eksplorasi minyak dan gas (migas).

Rencana tersebut diumumkan pada Selasa (31/8/2021) sebagaimana dilansir AFP.

Keputusan tersebut dianggap sebagai kemunduran yang signifikan bagi agenda perlawanan terhadap perubahan iklim Gedung Putih.

Baca juga: Setelah Kuasai Afghanistan, Taliban Janjikan untuk Atasi Perubahan Iklim dan Keamanan Global Bersama

Rencana tersebut juga dengan cepat ditentang oleh koalisi kelompok pro-lingkungan sebagaimana dilansir AFP.

Biro Manajemen Energi Laut Kementerian Dalam Negeri mengharapkan pemberitahuan pelelangannya pada September.

Padahal, pada Januari, Biden mengumumkan moratorium pengeboran baru dari tanah federal sambil menunggu tinjauan.

Partai Demokrat juga berusaha menempatkan krisis iklim sebagai isu penting di jantung kepresidenan AS.

Baca juga: Mengenang 3 Tahun Aksi Greta Thunberg Protes Perubahan Iklim

Pada Juni, seorang hakim negara bagian Louisiana yang ditunjuk oleh mantan Presiden AS Donald Trump turun tangan untuk memutuskan bahwa pemerintah memerlukan persetujuan dari Kongres AS untuk moratorium tersebut.

Menurut Record of Decision, pemerintah memproyeksikan hingga 1,1 miliar barrel minyak dan 4,4 triliun kaki kubik gas dari pelelangan ladang migas tersebut.

Sejumlah organisasi pro-lingkungan yang dipimpin oleh kelompok advokasi Earthjustice menggugat Biro Manajemen Energi Laut dan Menteri Dalam Negeri AS Deb Haaland setelah rencana tersebut diumumkan.

Direktur Eksekutif Healthy Gulf Cynthia Sarthou, sebuah organisasi pro-lingkungan, mengatakan, Badai Ida yang baru saja menerjang AS harusnya menjadi alarm serius untuk memerangi perubahan iklim.

Baca juga: Greta Thunberg Kecam Orang Dewasa karena Krisis Iklim

"Setelah Badai Ida, jelas bahwa kita perlu melakukan segala yang kita bisa untuk beralih dari bahan bakar fosil guna mengurangi dampak perubahan iklim seperti badai yang lebih kuat dan lebih sering," kata Sarthou.

Brettny Hardy dari Earthjustice mengaku kecewa dengan pemerintahan Biden setelah rencana pembukaan lahan di Teluk Meksiko untuk eksplorasi migas diumumkan.

“Pemerintahan Biden telah beralih ke industri minyak berdasarkan kampanye disinformasi dan tekanan politiknya, mengabaikan memburuknya keadaan darurat iklim yang kita hadapi," kata Hardy.

Baca juga: Rumah Sakit Besar London Deklarasikan Darurat Iklim dan Kesehatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Global
[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com