Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Buat Dua “Pesawat Kiamat” Pusat Komando Udara saat Perang Nuklir

Kompas.com - 28/07/2021, 18:41 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia sedang mengerjakan pesawat "Kiamat" baru, sebuah pesawat militer yang dapat berfungsi sebagai pusat komando dan kendali terbang dalam bencana seperti konflik bersenjata nuklir, menurut media pemerintah Rusia.

Pekerjaan sedang berlangsung di Voronezh, menurut kantor berita pemerintah RIA Novosti, yang mengutip sebuah sumber di kompleks industri militer “Negara Beruang Putih”.

Baca juga: Manuver Agresif Pesawat Rusia Dituding Sengaja Pancing NATO Menembak Duluan

Seperti yang dilaporkan Tass, outlet pemerintah Rusia lainnya, pada musim gugur yang lalu, pesawat-pesawat baru tersebut dikatakan sebagai versi modifikasi dari pesawat Ilyushin Il-96-400M.

Pasukan Rusia diperkirakan akan menerima setidaknya dua pesawat baru, salah satunya sudah dalam produksi, sumber RIA Novosti mengungkapkan.

Pesawat “Kiamat”, demikian pesawat ini biasa disebut, adalah pesawat komando dan pengendali udara yang dapat digunakan untuk mengevakuasi pejabat tinggi dalam keadaan darurat.

Pesawat ini dilengkapi dengan teknologi untuk mengarahkan angkatan bersenjata jika terjadi bencana seperti perang nuklir.

Pesawat Rusia yang baru diharapkan untuk menggantikan pesawat Il-80 yang lebih tua, yang merupakan versi militer dari pesawat penumpang Il-86.

Baca juga: Putin: Rusia Bisa Deteksi Musuh di Mana Pun dan Melancarkan Serangan

Tidak seperti pesawat dasarnya, "pesawat kiamat" tidak memiliki jendela. Itu untuk melindungi orang-orang di dalamnya dari ledakan nuklir.

Dalam operasinya pesawat ini bersama dengan pesawat tempur, dan dapat mengisi bahan bakar di udara.

Informasi tentang pesawat baru terbatas, tetapi RIA Novosti melaporkan bahwa pesawat itu akan memiliki jangkauan yang lebih jauh dari pendahulunya.

Pesawat baru Rusia ini juga dapat berkomunikasi secara efektif dengan kekuatan nuklir strategis dalam jarak sekitar 3.700 mil.

“Radio pesawat yang kompleks akan memungkinkan untuk mengirimkan perintah kepada pasukan, penerbangan strategis, peluncur dan pergerakan silo, dan kapal selam yang membawa senjata nuklir strategis dalam radius 6.000 km (3.728 mil),” lapor Moskovsky Komsomolets melansir Daily Mail pada Selasa (27/7/2021).

Pesawat "Kiamat: Rusia jarang menjadi berita.

Tetapi pesawat itu, menjadi berita utama internasional Desember lalu ketika pencuri masuk ke salah satu pesawat saat sedang menjalani perawatan dan mencuri beberapa peralatan.

Baca juga: 5 Negara Tertarik Beli Jet Tempur Siluman Su-57 dari Rusia

Jika hanya sedikit informasi yang diketahui tentang versi Rusia ini, lain halnya dengan “pesawat kiamat” versi Amerika Serikat (AS).

"Pesawat Kiamat" militer AS adalah E-4B, varian militer dari jet penumpang Boeing 747-200.

Angkatan Udara AS mengatakan pesawat itu dilindungi dari gelombang elektromagnetik dan terlindung dari efek nuklir dan termal.

Teknologi satelit pesawat kiamat versi AS juga menawarkan kemampuan komunikasi di seluruh dunia.

Setidaknya satu E-4B dalam keadaan siaga pada waktu tertentu, melansir Insider pada Selasa (27/7/2021).

Pesawat “Kiamat” AS dan Rusia pertama kali dibangun selama Perang Dingin dan dirancang untuk skenario terburuk.

Tetapi pesawat ini juga memiliki tujuan lain dan secara teratur terbang sebagai bagian dari operasi rutin.

Konon, rencana Rusia untuk meningkatkan armadanya datang ketika negara itu berinvestasi dalam senjata nuklir baru, beberapa di antaranya telah disebut sebagai senjata "Hari Kiamat".

Sebuah manual Pentagon yang baru-baru ini diungkapkan memperingatkan tahun lalu tentang "peningkatan potensi" untuk perang nuklir, dengan mengutip sebagian perkembangan di Rusia.

Baca juga: Reshuffle Pejabat, Korea Utara Fokus Beri Makan Rakyatnya daripada Urus Nuklir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com