Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Haiti Jovenel Moise Dituduh Korup oleh Christian Emmanuel Sanon, Sebelum Dibunuh

Kompas.com - 12/07/2021, 19:07 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

PORT-AU-PRINCE, KOMPAS.com - Polisi Haiti mengidentifikasi Christian Emmanuel Sanon sebagai tersangka utama dalam kasus pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise, yang menggambarkan para pemimpin negara korup.

Christian Emmanuel Sanon adalah tersangka terbaru dalam kasus pembunuhan presiden Haiti, yang berusia 60-an dan tinggal di Florida.

Polisi Haiti menyebut Sanon berperan sebagai perantara antara tersangka pembunuh bayaran dan dalang plot pembunuhan yang tidak disebutkan namanya.

Baca juga: Presiden Haiti Jovenel Moise Tewas Dibunuh, AS Kirim Tim

Kepala polisi Haiti, Leon Charles, menuduh Sanon bekerja sama dengan mereka yang merencanakan dan berpartisipasi dalam pembunuhan Moise.

Melansir The Guardian pada Senin (12/7/2021), Charles tidak memberikan informasi tentang dalang yang diklaim, tetapi menduga pembunuh Moise melindungi Sanon yang diharapkan menjadi presiden Haiti.

Charles mengatakan bahwa di rumah Sanon di Haiti petugas polisi menemukan berbagai baang di antaranya, topi berlogo Penegak Hukum Narkoba Pemerintah AS, 20 kotak peluru, suku cadang senjata, 4 plat nomor kendaraan dari Republik Dominika, 2 mobil serta korespondensi dengan orang tak dikenal.

Charles mengatakan Sanon berhubungan dengan sebuah perusahaan yang menyediakan keamanan bagi para politisi, dan merekrut para tersangka dalam kasus pembunuhan presiden Haiti.

Sanon juga menemani beberapa orang yang diduga sebagai pembunuh bayaran dalam penerbangan ke Haiti.

Pihak berwenang Haiti mengklaim, 28 anggota regu pembunuh menyerbu kompleks kepresidenan Moise pada dini hari Rabu (7/7/2021) sebelum menembaknya mati dirinya.

Baca juga: Terduga Dalang Pembunuhan Jovenel Moise Ingin Menggantikannya Jadi Presiden Haiti

Misi awal orang-orang bersenjata itu adalah untuk melindungi Sanon, tetapi mereka kemudian menerima perintah baru untuk menangkap presiden, kata Charles.

"Operasi dimulai dari sana," ujarnya, menambahkan bahwa 22 tersangka tambahan bergabung dengan regu itu dan kontak dilakukan dengan warga Haiti.

Charles mengatakan bahwa setelah Moise terbunuh, salah satu tersangka menelepon Sanon, yang kemudian menghubungi 2 orang yang diyakini sebagai otak plot pembunuhan tersebut.

Charles tidak menyebutkan identitas si dalang atau mengatakan apakah polisi tahu siapa mereka.

Pihak berwenang Haiti memperoleh sejumlah informasi dari interogasi dan bagian lain dari penyelidikan.

Polisi Haiti bekerja dengan pejabat tinggi Kolombia untuk mengidentifikasi rincian dugaan plot, termasuk ketika para tersangka meninggalkan Kolombia dan siapa yang membayar tiket mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com