Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Haiti Jovenel Moise Dituduh Korup oleh Christian Emmanuel Sanon, Sebelum Dibunuh

Kompas.com - 12/07/2021, 19:07 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sanon pernah tinggal di Florida, di Broward County dan di Hillsborough County di Gulf Coast. Catatan menunjukkan dia juga pernah tinggal di Kansas City, Missouri.

Polisi menemukan video YouTube Sanon berjudul "Leadership for Haiti", di mana dia mengajukan bangkrut pada 2013 dan mengidentifikasi dirinya sebagai dokter.

Baca juga: Polisi Haiti Tangkap Terduga Dalang Pembunuhan Presiden Jovenel Moise

Dalam video tersebut, dia mencela para pemimpin Haiti sebagai korup, menuduh mereka merampas sumber daya negara, mengatakan bahwa "mereka tidak peduli dengan negara, mereka tidak peduli dengan rakyatnya".

Dia mengklaim Haiti memiliki uranium, minyak dan sumber daya lainnya yang telah diambil oleh pejabat pemerintah.

"Ini adalah negara dengan sumber daya," kata Sanon dalam video tersebut.

“Sembilan juta orang tidak bisa berada dalam kemiskinan ketika kita memiliki begitu banyak sumber daya di negara ini. Tidak mungkin...Dunia harus berhenti melakukan apa yang mereka lakukan saat ini. Kita tidak bisa menerimanya lagi. Kami membutuhkan kepemimpinan baru yang akan mengubah cara hidup,” paparnya.

Diketahui, Sanon telah mengunggah sedikit cuitan di Twitter, di mana ia telah menyatakan minatnya pada politik Haiti.

Pada September 2010, dia mengunggah tweet, “Baru saja menyelesaikan konferensi yang sukses di Port-au-Prince. Banyak orang dari oposisi hadir.”

Baca juga: Fakta Pembunuh Presiden Haiti Mulai Terkuak, Ini Detilnya

Sebulan kemudian, dia menulis, “Kembali ke Haiti untuk pertemuan penting mengenai pemilihan. Doakan saya dalam perlindungan dan kebijaksanaan.”

Sanon ditangkap ketika smakin banyak politisi menantang perdana menteri sementara, Claude Joseph, yang saat ini bertanggung jawab atas Haiti dengan bantuan dari polisi dan militer.

Sejumlah pejabat pemerintah khawatir tentang apa yang akan terjadi pada Haiti dan telah meminta bantuan militer AS dan PBB.

Kepala juru bicara Pentagon, John Kirby, mengatakan pada Fox News Sunday bahwa Pentagon sedang menganalisis permintaan untuk mengirim pasukan ke Haiti dan bahwa belum ada keputusan yang dibuat.

Dia mengatakan sebuah tim, yang sebagian besar terdiri dari agen-agen dari Departemen Keamanan Dalam Negeri dan FBI, sedang menuju ke Haiti untuk membantu penyelidikan pembunuhan itu.

"Saya pikir di situlah energi kita paling baik diterapkan saat ini, dalam membantu mereka menyelidiki insiden ini dan mencari tahu siapa yang bersalah, siapa yang bertanggung jawab, dan cara terbaik untuk meminta pertanggungjawaban mereka (para pelaku) ke depan," kata Kirby.

Baca juga: Perdana Menteri Claude Joseph Bersumpah Dapatkan Keadilan untuk Pembunuhan Presiden Haiti

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com