Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Ketiga Covid-19 di Myanmar Mengganas, 90 Persen Wilayah Terdampak

Kompas.com - 10/07/2021, 17:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

NAYPYIDAW, KOMPAS.com – Hampir 90 persen wilayah di Myanmar telah terkena dampak gelombang ketiga Covid-19.

Melansir The Irrawaddy, Sabtu (10/7/201), 296 dari 330 kotapraja di Myanmar selalu melaporkan kasus Covid-19 sejak Mei.

Pemimpin junta militer Jenderal Min Aung Hlaing mengakui bahwa kasus infeksi Covid-19 saat ini di Myanmar tengah serius.

Baca juga: 2 Juta Vaksin Covid-19 Akan Diterima Junta Militer Myanmar dari Rusia

Bahkan, virus corona saat ini menyebar lebih cepat daripada gelombang pertama dan gelombang kedua.

“Jika perlu, pembatasan harus diperketat agar masyarakat tetap mengikuti arahan terkait pencegahan Covid-19,” kata Min Aung Hlaing.

Pada pertengahan Juni, Kementerian Kesehatan Myanmar di bawah ditunjuk junta militer mengatakan bahwa tiga varian virus corona telah terdeteksi di Myanmar, termasuk varian Delta.

Pada Jumat (9/7/2021), Myanmar melaporkan 64 kematian, jumlah kematian tertinggi sejak kudeta militer pada Februari, serta 4.320 kasus Covid-19 baru.

Baca juga: Aung San Suu Kyi Sudah Divaksin di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19 Myanmar

Hingga Jumat, Myanmar telah melaporkan total 184.375 kasus Covid-19 dengan 3.685 kematian sejak pandemi dimulai.

Pada Kamis (7/7/2021), saluran televisi yang dikendalikan junta militer mengumumkan bahwa semua sekolah, termasuk sekolah swasta, akan ditutup hingga 23 Juli.

Sebelumnya, Junta militer telah membuka kembali sekolah pada 1 Juni setelah ditutup selama lebih dari setahun karena pandemi.

Jenderal Min Aung Hlaing menambahkan bahwa Myanmar menjalin kesepakatan dengan China untuk membeli 5 juta dosis vaksin.

Baca juga: Dihantui Lonjakan Kasus Covid-19 dari Pengungsi Myanmar, China Perketat Perbatasan

Sementara Rusia berencana untuk mengirimkan batch pertama dari 2 juta dosis yang dibeli Myanmar.

Selain itu, Min Aung Hlaing mengatakan pihaknya akan mengatur Industri farmasi Myanmar untuk memproduksi vaksin dengan dukungan dari Rusia.

Myanmar melaporkan kasus pertama Covid-19 pada Maret 2020 dan gelombang kedua virus corona terjadi pada Agustus 2020.

Dalam kedua kondisi tersebut, partisipasi publik sangat besar. Para profesional kesehatan dan sukarelawan di garis depan bersatu melaksanakan tindakan pencegahan dan penanggulangan.

Baca juga: Rusia Nyatakan Dukungan kepada ASEAN untuk Penyelesaian Krisis Myanmar

Setelah Myanmar mengalami gelombang kedua Covid-19 pada Agustus 2020, pemerintah sipil Myanmar di bawah Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) mulai menerapkan program vaksinasi nasional pada 27 Januari.

Namun, pemerintahan sipil dikudeta militer dan pemimpin de facto Aung San Suu Kyi ditahan pada 1 Februari.

Karena menolak kudeta militer, ribuan profesional kesehatan dan sukarelawan ikut serta dalam Gerakan Pembangkangan Sipil (CDM) dan menolak bekerja untuk junta militer.

Baca juga: Militer Myanmar Serbu Sebuah Desa, 25 Orang Dilaporkan Tewas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com