Joseph, perdana menteri sementara, mendeklarasikan keadaan darurat di Haiti, yang memberi dirinya durasi kekuasaan selama 15 hari.
Moise memerintah dengan dekrit, tanpa parlemen, sejak Januari 2020 dan telah menunjuk perdana menteri baru, Ariel Henry, pada Senin (5/7/2021) atau dua hari sebelum kematiannya.
Henry, yang belum menjalankan tugasnya, adalah perdana menteri ketujuh yang ditunjuk oleh Moise dalam empat tahun dan mengklaim bahwa dialah perdana menteri yang sah, bukan Claude Joseph.
Selain ketidakstabilan politik, Haiti baru-baru ini juga dilanda peningkatan kasus kekerasan geng termasuk penculikan untuk tebusan.
Sejak Juni, bentrokan antara geng-geng rival di bagian barat Port-au-Prince melumpuhkan lalu lintas antara bagian selatan negara itu dan ibu kota Haiti.
Pada 30 Juni, 15 orang tewas dalam baku tembak di kota itu termasuk seorang jurnalis dan aktivis oposisi.
Baca juga: Polisi: Presiden Haiti Ditembak Mati 28 Anggota Regu Pembunuh dari Amerika dan Kolombia
Khawatir terjadi kerusuhan lebih lanjut, Dewan Keamanan PBB, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa menyerukan pemilihan legislatif dan presiden diadakan sesuai jadwal pada 26 September 2021.
Referendum konstitusional juga direncanakan pada 26 September. Awalnya dijadwalkan pada 27 Juni tetapi ditunda karena pandemi virus corona.
Bandara internasional di Port-au-Prince ditutup untuk mencegah para pembunuh Presiden Haiti melarikan diri dari negara itu.
Republik Dominika yang merupakan negara tetangga juga menutup perbatasannya dengan Haiti, dan meningkatkan keamanan di sepanjang perbatasan.
Baca juga: Fakta Baru Pembunuhan Presiden Haiti, Ditembak 12 Kali
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.