Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hidup Bersama Covid-19, Warga Singapura Mungkin Bisa ke Luar Negeri Lagi Akhir 2021

Kompas.com - 02/07/2021, 09:52 WIB
Ericssen,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com – Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung menyampaikan, warga Singapura kemungkinan bisa kembali berlibur ke luar negeri pada akhir 2021.

Sebab, warga yang sudah divaksin tidak perlu menjalani karantina sepanjang hasil tes Covid-19 negatif.

Hal tersebut disampaikan Ong saat Pemerintah Singapura merinci lebih jauh blueprint atau cetak biru untuk hidup berdampingan dengan Covid-19. dalam wawancara eksklusif dengan The Straits Times, Kamis (1/7/2021).

Baca juga: New Normal Singapura: Gejala Ringan Covid-19 Cukup Isoman di Rumah

Sejak menyebarnya Covid-19 pada awal 2020, penerbangan komersial yang selalu ramai di Bandara Internasional Changi mati suri.

Warga Singapura dan Permanent Resident yang terbang ke luar negeri, harus menjalani sejumlah protokol kesehatan yang ketat ketika kembali ke "Negeri Merlion”.

Salah satu peraturan adalah menunjukan hasil PCR Covid-19 negatif yang diambil 72 jam sebelum penerbangan.

Tes Covid-19 akan kembali dilakukan setibanya di Changi. Setelah itu menjalani kewajiban karantina selama 14 hari.

Pintu gerbang Singapura untuk turis-turis asing sendiri sejauh ini masih tertutup. "Negeri Singa” hanya mengizinkan turis dari tiga negara berisiko rendah yaitu China, Selandia Baru, dan Brunei Darussalam untuk plesiran ke Singapura.

Calon-calon negara tujuan

Negara-negara yang dapat menjadi tujuan wisata adalah yang telah terbukti berhasil mengendalikan penyebaran virus corona. Faktor krusial lain adalah angka vaksinasi di negara-negara tersebut.

“Jika angka infeksi Covid-19 menurun, misal dua atau tiga kasus per 100.000 orang dan angka vaksinasi meningkat, Singapura tentu akan mempertimbangkan serius untuk membuka kembali penerbangan komersial ke negara tersebut,” Ong menuturkan.

Negara-negara yang menjadi kandidat di antaranya Hong Kong, Amerika Serikat (AS), dan sejumlah negara anggota Uni Eropa.

Baca juga: Singapura Bedakan Perlakuan untuk Penerima Vaksin Sinovac, Pfizer, dan Moderna

Misalnya di AS, angka infeksi Covid-19 menurun drastis sejak dua bulan terakhir seiring dengan gencarnya vaksinasi yang dicanangkan pemerintahan Joe Biden.

Hampir separuh penduduk "Negeri Paman Sam" yaitu 47,2 persen telah menerima suntikan vaksin Covid-19.

Singapura juga mempertimbangkan untuk menghidupkan kembali travel bubble dengan Hong Kong, yang sudah dua kali batal akibat melonjaknya angka infeksi lokal Covid-19 di kedua negara.

Berkeyakinan bahwa virus corona tidak akan dapat dilenyapkan, Singapura memilih memulai transisi kembali ke kehidupan normal tanpa karantina dan lockdown.

Kehidupan new normal Singapura berarti hidup berdamai dengan Covid-19, yang diyakini tidak dapat dilenyapkan dan akan menjadi endemik.

Baca juga: Yakin Virus Corona Tak Bisa Lenyap, Singapura Berencana Tangani Covid-19 seperti Endemik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com